Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) optimistis pembayaran non tunai pada gerbang tol bisa mencapai 100 persen di akhir Oktober mendatang. Pasalnya, saat ini pembayaran non tunai pada gerbang tol sudah mencapai 72 persen atau diaplikasikan pada 36 ruas jalan tol utama yang dikelola 11 Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
Kepala Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna mengatakan, angka ini sudah cukup membaik dibandingkan posisi Desember tahun lalu di angka 23 persen. Bahkan menurutnya, beberapa ruas tol sudah menerapkan pembayaran non tunai 100 persen seperti ruas tol Denpasar dan Bogor Ring Road.
“Dengan angka 72 persen, artinya masih ada 28 persen yang harus diselesaikan. Dan tadi kami optimis bahwa pada tanggal 31 nanti akan mencapai 100 persen,” ujar Herry ditemui di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jumat (6/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan selesainya elektronifikasi tersebut, ia juga yakin pemberlakuan transaksi tol tanpa menghentikan kendaraan
(multi lane free flow) bakal terlaksana di tahun depan. Maka dari itu, pemerintah kini sedang mengebut pembentukan konsorsium
Electronic Toll Collection (ETC), yang merupakan konsorsium perbankan, BUJT, dan perusahaan switching yang mengatur sistem bagi hasil pendapatan tol.
“Memang, yang sekarang kami lakukan sifatnya adalah transisi, di mana tujuan akhirnya adalah melakukan dengan konsep
multi lane free flow,” ungkapnya.
Herry pun berharap waktu tempuh perjalanan ke depan lebih efisien. Namun, meski pembayaran non tunai berlangsung pada tahun depan, BUJT mengatakan tidak akan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap petugas gerbang tol.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk, contohnya, malah akan melakukan pemindahan tugas alih-alih merumahkan karyawan. Sebab, jumlah jalan tol yang akan dikelola Jasa Marga pun akan meningkat dari saat ini 625 kilometer (km) menjadi 1.260 km di masa depan.
“Kami tidak melakukan PHK atas pengurangan petugas karena memakai elektronifikasi, karena pada saat yang sama jumlah jalan tol yang akan dioperasikan Jasa Marga itu double. Kemudian petugas yang memang berlebih juga akan kami alih tugaskan ke tempat-tempat lain,” imbuhnya.
(agi)