Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menilai pergeseran periode lebaran tahun ini dari tahun lalu mempengaruhi perlambatan pertumbuhan konsumsi masyarakat sepanjang kuartal III 2017. Pasalnya, lebaran tahun ini jatuh pada kuartal II, berbeda dengan tahun lalu yang jatuh pada kuartal III.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi masyarakat sepanjang kuartal III hanya tumbuh 4,93 persen. Capaian itu melambat dibandingkan kuartal II 2017 sebesar 4,95 persen, maupun kuartal III 2016 sebesar 5,01 persen.
"Ada faktor lebaran yang membuat pertumbuhan konsumsi di kuartal III melambat dibandingkan pertumbuhan kuartal II," tutur Menteri PPN/ Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro dalam konferensi pers di Kantor Bappenas, Senin (13/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara historis, periode jelang lebaran bakal mendongkrak permintaan terhadap makanan dan pakaian masyarakat.
Adapun pada kuartal III, data konsumsi makanan dan minuman selain restoran menunjukkan perlambatan menjadi 5,04 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar 5,23 persen. Hal yang sama juga terjadi pada pertumbuhan belanja pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya yang pertumbuhannya melorot dari 2,24 persen menjadi 2 persen.
Selain faktor lebaran, lanjut Bambang, melambatnya tingkat konsumsi rumah tangga pada kuartal III lalu juga akibat pergeseran pola konsumsi masyarakat dari barang pokok ke jasa dan hal-hal terkait kesenangan
(leisure). Hal itu seiring pertumbuhan kelas menengah.
Hal itu tercermin dari peningkatan pertumbuhan konsumsi restoran dan hotel dari 5,01 persen menjadi 5,52 persen. Kemudian, konsumsi terkait kesehatan dan pendidikan juga tumbuh dari 5,36 persen menjadi 5,38 persen.
"Sekarang ini keluarga yang sudah naik kelas mulai jalan-jalan, tidak harus berbelanja, tapi belanja leisure seperti pariwisata," ujarnya.
Secara umum, Bambang menilai konsumsi masyarakat masih terjaga. Hal itu didukung oleh pertumbuhan impor barang konsumsi yang melonjak hingga 17,7 persen. Bambang menduga lonjakan itu berkat tren bisnis perdagangan secara daring
(e-commerce).Pada kuartal IV, Bambang berharap pertumbuhan konsumsi bakal membaik atau paling tidak terjaga di level yang sama dengan kuartal sebelumnya. Dia pun memperkirakan ekonomi pada kuartal tersebut sebesar 5,2 persen hingga 5,4 persen.
Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini diperkirakan akan berada di kisaran 5,04 persen hingga 5,12 persen.
"Penopang pertumbuhan ekonomi kuartal IV terbesar masih investasi dan ekspor serta konsumsi pemerintah. Mudah-mudahan konsumsi rumah tangganya sama dengan sekarang (kuartal III 2017)," terang Bambang.
(agi)