Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian perindustrian (Kemenperin) menargetkan, pertumbuhan industri pengolahan nonmigas tumbuh sebesar 5,67 persen pada tahun depan. Pertumbuhan tersebut disebut lebih baik dibandingkan tahun ini.
"Saya merasa optimis industri Indonesia akan tumbuh lebih tinggi optimisme dunia usaha dan konsumen dapat menjadi peluang dan kesempatan mengakselerasi pertumbuhan industri," ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto dalam acara Seminar Outlook Industri 2018 di Jakarta Senin (11/12).
Airlangga menjelaskan, guna merealisasikan pertumbuhan tersebut, beberapa sektor industri nasional seperti logam dasar, makanan minuman, alat angkut, mesin perlengkapan kimia, farmasi dan elektronika bakal menjadi andalan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapa sektor yang akan didorong yaitu sektor logam dasar makanan minuman, alat angkut, mesin perlengkapan kimia farmasi dan elektronika ini adalah sektor yang pertumbuhan ekonominya tinggi," paparnya
Berdasarkan catatan Kemenperin, hingga kuartal III 2017, pertumbuhan manufaktur nonmigas tercatat sebesar 5,49 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada industri logam dasar 10,6 persen, industri makanan dan minuman 9,49 persen, kimia dan farmasi dikisaran 8 persen lebih, industri mesin dan perlengkapan 6,45 persen, serta industri alat angkut 5,63 persen.
Selain itu, untuk menumbuhkan industri, Kemenperin tidak hanya fokus untuk menarik investasi ke dalam negeri tapi juga berinvestasi di luar negeri.
"Industri Indonesia saat sekarang sudah keluar, sudah melakukan investasi. Tidak lagi kita menjadi recipient atau kita ke berbagai negara di ASEAN hanya meminta investasi, tapi kita melihat negara strategis seperti vietnam," terang Airlangga.
Sekertaris Jendral Kemenperin Haris Munandar menambahkan, pertumbuhan industri pada tahun depan akan didorong oleh perbaikan infrastruktur yang sudah menampakkan hasil, serta kawasan industri yang sudah banyak berproduksi.
"Masalah utama kan di infrastruktur. Kalau infrastruktur itu udah bisa ditingkatkan, sudah pasti logistik dan kita bisa tingkatkan otomatis pertumbuhan industri akan baik," terangnya.
Menurut Haris, sektor industri berdampak luas pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pasalnya perkembangan sektor industri bisa berdampak pada nilai tambah peningkatan negara, perluasan lapangan kerja, penggerak investasi dan pendorong ekspor.
"Pembayar pajak terbesar sektor industri, penyerap tenaga kerja terbanyak dengan nilai tambahnya industri, jadi kalau industri nonmigas itu gak kita dorong negara lain udah
shifting kok," tandasnya.
(agi)