Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menegaskan proyek pesawat R80 belum bisa diproduksi di tahun depan, meskipun masuk sebagai Proyek Strategis Nasional. Pasalnya, pesawat racikan mantan presiden BJ Habibie itu masih harus melewati jalan panjang pembuatan purwarupa, dan sertifikasi, untuk bisa mulai diproduksi.
Deputi VI bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Perekonomian Wahyu Utomo mengungkapkan, sampai saat ini, proyek pesawat R80 baru mencapai tahap pembangunan purwarupa dan pencarian dana.
“Membangun R80 itu kan harus ada sertifikat-sertifikat yang dicari yang didapatkan, tapi mereka saat ini saya dengar sudah mencari dana untuk progres bikin pototype-nya. Kalau sudah ada prototype-nye barulah bisa diuji terbang dan diberi sertifikat, baru produksi," ujarnya, Kamis (14/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut, pemerintah tidak membantu dalam hal pendanaan untuk pengembangan. Namun, menurut Wahyu, pemerintah akan mempermudah dalam hal percepatan perizinan.
"Memang, tidak ada dukungan dana (untuk R80), misalnya Penyertaan Modal Negara (PMN) atau yang lain itu tidak ada," terang dia.
Perlu diketahui, Pesawat R80 masuk dalam PSN sesuai dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 58 Tahun 2017 tentang Proyek Strategis Nasional.
Pesawat R80 ditawarkan sebagai solusi mobilitas antar pulau antar daerah di Indonesia. saat ini, proyek pesawat R80 masih menunggu pendanaan dari investor maupun swadaya masyarakat yang ingin berpartisipasi melalui
kitabisa.com.
Di 2018, PT Regio Aviasi Industri (RAI) ditargetkan dapat membuat 6 pesawat untuk diuji kelayakan. Apabila terealisasi tepat waktu, maka pada 2025 mendatang, RAI sudah bisa masuk pasar.
Pesawat R80 mampu mengangkut 80-90 penumpang dengan dimensi panjang 32,3 meter dengan lebar sayap 30,5 meter dan tinggi 8,5 meter. pesawat ini juga dapat melesat dengan kecepatan maksimal 330 knots atau sekitar 611 Km per jam.
(bir)