Sukamdani Sahid, dari Bisnis Percetakan Hingga Perhotelan

Dinda Audriene Mutmainah | CNN Indonesia
Kamis, 21 Des 2017 11:47 WIB
Sukamdani mengawali usahanya hanya bermodalkan dua buah mesin percetakan yang dibeli langsung dari Solo.
Sukamdani mengawali usahanya hanya bermodalkan dua buah mesin percetakan yang dibeli langsung dari Solo. (Penerbit Bisnis Indonesia).
Jakarta, CNN Indonesia -- Nama Sukamdani Sahid Gitosardjono sudah tak asing lagi di dunia usaha. Maklum, pria kelahiran tahun 1928 ini telah malang-melintang di berbagai sektor usaha, seperti percetakan hingga perhotelan.

Mengutip berbagai sumber, usahanya berawal dari bisnis percetakan yang didirikan pada tahun 1952 silam dengan konsep percetakan kecil-kecilan. Modal awalnya berupa dua buah mesin percetakan yang dibeli langsung dari tempat kelahirannya, di Solo.

Seiring berjalannya waktu usahanya berkembang hingga lima tahun kemudian atau pada 1958, Sukamdani mendirikan perusahaan percetakan lebih besar. Ia sekaligus menjadi direktur utama dari perusahaanya bernama CV Masyarakat Baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di awal berkibarnya bendera perusahaan, Sukamdani mendapatkan pesananan langsung dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Usahanya pun semakin besar hingga memiliki tiga percetakan di Jakarta dan satu di Solo.

Tak berpuas diri, Sukamdani tak hanya fokus pada bisnis percetakan, melainkan juga bisnis perhotelan. Sukamdani memulai usaha hotelnya di Solo dan berlanjut di Jakarta bertajuk Grand Sahid Jaya.

Saat ini, terhitung ia telah memiliki 14 hotel dengan jumlah 2.750 kamar. Hotel ini ada di bawah manajemen PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID). Perusahaan resmi berdiri pada 23 Mei 1969 lalu. Namun, perusahaan tak hanya fokus pada bidang perhotelan, melainkan juga pariwisata.

Berkat prestasinya memimpin berbagai usahanya, Sukamdani pun bergabung di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan menjadi ketua umum Kadin pada 1987 silam.

Sukamdani memiliki lima anak, bernama Sarwo Budi Wiyanti, Exacty Budiarsi, Nugroho Budisatrio, Hariyadi Budisantoso, dan Sri Bimastuti Handayani.

Kehidupan Sukamdani rupanya tak hanya sekadar bisnis dan bisnis. Seperti diketahui, Sukamdani juga memiliki pondok pesantren bernama Pondok Pesantren Modern Sahid di Bogor.

Hari ini, Kamis (21/12), Sukamdani telah tutup wafat di usia 89 tahun pada pukul 09.15 WIB. Ia akan dimakamkan di Bogor atau tepatnya di pondok pesantren yang ia bangun. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER