Tak Ada Ijon, Penerimaan Pajak Januari Tumbuh 11 Persen

Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan mencatat penerimaan pajak tahun ini hingga 31 Januari 2018 mencapai Rp78,94 triliun, naik 11,17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) sebesar Rp71,01 triliun. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan, dalam beberapa tahun terakhir, penerimaan pajak mengalami penurunan akibat adanya penarikan utang bagi wajib pajak lebih awal (ijon) pada akhir tahun.

Namun, sejak 2016 lalu, Sri Mulyani mengaku telah melarang praktik ijon guna membuat anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), khususnya penerimaan pajak lebih kredibel.

Lihat juga: Sri Mulyani Minta OJK 'Bereskan' Sengkarut AJB Bumiputera

Sri Mulyani menrinci, penerimaan pajak pada Januari 2015 turun 12,41 persen (yoy), Januari 2016 turun 4,43 persen. Sedangkan, Januari 2017 tumbuh 6,7 persen dengan menghitung amnesti pajak atau 6,02 persen tanpa menghitung amnesti pajak.

"Januari 2018, penerimaan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) naik 11,17 persen. Kalau dihilangkan amnesti pajak, kenaikannya sekitar 11,88 persen," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (20/2).

Sri Mulyani merinci, kenaikan penerimaan pajak terutama terjadi pada pajak penghasilan (PPh) badan sebesar 43,66 persen. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, PPh badan tercatat turun 43,36 persen.

Kenaikan penerimaan pajak juga terjadi pada Pph orang pribadi sebesar 33,18 persen, lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 3,92 persen. Demikian pula dengan Pph 21 tercatat tumbuh 5,12 persen menjadi 16,09 persen.

Lihat juga: Jawaban Sri Mulyani Soal Penghapusan PPnBM Mobil Sedan

Secara keseluruhan, Kementerian Keuangan mencatat penerimaan negara hingga akhir Januari 2018 sebesar Rp101,4 triliun, hanya tumbuh 14,7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, belanja negara hingga akhir Januari 2018 sebesar Rp138,4 triliun atau turun 3,9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. (lav/bir)