Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama
Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio meminta kepada pemerintah untuk tak intervensi hari libur perdagangan saham selama Lebaran tahun ini. Jika mengikuti aturan
libur Lebaran atau cuti bersama pemerintah, bursa efek harus menutup perdagangan hingga dua pekan.
"Tolong perhatikan pasar, BEI jangan sampai masuk Guinness World Records (rekor dunia) dengan tutup dua minggu," ujar Tito, Kamis (26/4)
Dengan skema aturan cuti bersama Lebaran yang baru, maka perdagangan pasar modal akan libur selama dua pekan. Seperti diketahui, pemerintah menambah cuti bersama Lebaran menjadi tujuh hari dari sebelumnya yang hanya empat hari. Alhasil, masyarakat bisa menikmati libur Lebaran selama 14 hari, jika menghitung hari raya dan akhir pekan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Intervensi pasar modal libur dua pekan jangan dilakukan sehingga buat orang makin merasa ada ketidakpastian," ungkap dia.
Saat ini pasar sendiri tengah menghadapi ketidakpastian dari global sehingga menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan ke level sekitar 5.900.
Jika pasar modal Indonesia libur dua pekan, pelaku pasar otomatis tak bisa melakukan transaksi beli dan jual selama itu. Artinya, jika kondisi pasar global sedang positif pelaku pasar tak bisa ikut melakukan aksi beli, begitu juga ketika kondisi sedang memburuk maka pelaku pasar tak bisa mewaspadai dengan melakukan aksi jual.
Ketidakpastian di pasar modal menurut Tito, setidaknya akan berkurang jika pasar modal hanya libur satu pekan, seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Saya minta sekali ketidakpastian sekecil apapun harus dibuang," tegas Tito.
Ia menambahkan, beberapa ketidakpastian global yang mempengaruhi pasar modal dalam negeri akhir-akhir ini datang dari kebijakan Amerika Serikat (AS), seperti perang dagang AS-China hingga rencana kenaikan suku bunga The Fed pada Juni mendatang.
(agi)