Masalah Gaji Disebut Bukan Pemicu Konflik Garuda dengan Pilot

Kustin Ayuwuragil | CNN Indonesia
Rabu, 27 Jun 2018 05:49 WIB
Konflik antara Garuda Indonesia dengan pilot dan karyawan disebut bukan dipicu permasalahan gaji, tetapi akibat adanya prosedur hubungan kerja yang belum jelas.
PT Garuda Indonesia Tbk tengah mengkaji rute penerbangan baru ke Perancis. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Permasalahan gaji disebut bukan menjadi pemicu polemik antara PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dengan serikat pekerjanya. Polemik tersebut dipicu oleh sejumlah prosedur yang belum jelas terkait hubungan kerja.

Sebanyak 1.300 pilot berencana untuk mogok bekerja pada pekan kedua Juli jika tak ada kesepakatan dengan manajemen.

Deputi Bidang Kedaulatan Maritim Kemenko Maritim Purbaya Yudhi Sadewa mengungkap bahwa polemik yang terjadi pada Garuda Indonesia kemungkinan disebabkan oleh sejumlah prosedur yang belum jelas dalam hubungan kerja. Dia menekankan bahwa gaji tak menjadi masalah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sama sekali gaji engga ada (masalah). Mungkin ada beberapa kebingungan karena ada beberapa prosedur yang belum clear. Nanti ke depannya kita coba prosedur-prosedur itu clear," kata Purbaya saat ditemui di Kantor BPPT, Selasa (26/6).


Prosedur yang dimaksud belum jelas adalah mengenai perjanjian kerja bersama (PKB). PKB yang habis pada 2017 tersebut masih dipertanyakan apakah secara otomatis diperpanjang atau tidak.

"Jadi harusnya kan tetap berlaku, tetapi ada kebingungan apakah diperpanjang, sehingga ada beda pendapat. Sehingga kami bereskan aja, di samping masalah-masalah yang lainnya," imbuhnya.

Soal permintaan efisiensi direksi yang menjadi salah satu tuntutan para pilot, Purbaya menilai hal itu sebagai permintaan yang wajar. Asalkan, prosedur keamanan tetap terjamin aman.

Dia mengungkap bahwa masalah ini ditargetkan rampung pada Jumat pekan ini. Pihaknya menampik Garuda Indonesia akan merekrut pilot Angkatan Udara sebagai opsi apabila tidak terjadi kesepakatan dengan para pilot.

"Kami tidak berpikir ke sana. Pokoknya kami cari titik tengah supaya ketidakcocokan pandangan selama ini bisa diluruskan. Gitu saja," tandasnya.


Sementara itu, Dirut Garuda Indonesia Pahala N. Mansury mengatakan bahwa pihaknya telah membuat antisipasi jika tidak ada titik temu antara perusahaan dan pegawai. Namun, dia enggan mengungkap hal itu pada publik.

"Ada tentunya (antisipasi), ya tapi tentunya supaya kondisinya kondusif kamienggak usah sampaikan kepada publik," ungkapnya saat bertandang ke Kantor Kemenko Kemaritiman, Selasa (26/6) pagi tadi.

Buka Rute
Di sisi lain, Pahala mengaku tengah membahas rute penerbangan baru ke Perancis dengan regulator. Kemungkinan, tahun depan rute ke Negeri Eiffel itu baru akan dibuka.

"Jakarta-Perancis, kami dalam tahap pembahasan saat ini. Tentunya tidak di 2018, tapi mungkin di 2019, Soekarno Hatta-Charles de Gaulle," terang Pahala.


Sementara itu, penerbangan dengan rute Jakarta-London yang kabarnya akan ditutup masih dibuka hingga saat ini. Kendati masih melayani rute tersebut, Pahala mengaku pihaknya tak lagi aktif memasarkan rute tersebut.

"Kami belum tahu, tapi kami saat ini tidak aktif melakukan pemasaran untuk rute tersebut. Ya kami tunggu saja nanti (ditutup atau tidak)," lanjutnya.

Rute Jakarta-London sebelumnya disebut Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menimbulkan kerugian bagi BUMN ini.

Garuda sendiri sebelumnya juga mengaku mengkaji ulang rute-rute yang dimiliki perseroan guna mendorong efisiensi dari sisi biaya. Hal tersebut dilakukan seiring arahan dari Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER