Jakarta, CNN Indonesia -- Pengusaha mengaku
gempa 7 Skala Richter (SR) yang mengguncang Lombok Utara dan terasa hingga Bali pada Minggu (5/8) belum mengganggu bisnis
perhotelan dan pariwisata di Bali. Hotel-hotel di Bali kini bahkan tengah mendapat limpahan ribuan turis dari Lombok.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Anak Agung Ngurah Alit Wiraputra menyebut Bali kini tengah mendapat limpahan wisatawan dari Lombok. Hal ini seiring evakuasi yang dilakukan ribuan wisatawan ke Bali karena infrastruktur Lombok yang rusak.
"Untuk jangka pendek kami memang dapat limpahan, banyak pesanan hotel, ramai wisatawan," ungkap Alit kepada
CNNIndonesia.com, Senin (6/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati kini Bali tengah ramai, ia mengaku khawatir bisnis perhotelan dan pariwisata nantinya bakal terganggu akibat gempa yang beberapa kali terjadi di Lombok dan terasa hingga Bali.
Menurut Alit, turis-turis asal Singapura dan Jepang yang akan bertandang ke Bali saat ini masih menanti kepastian informasi terkait kemungkinan kembali terjadinya gempa susulan. Mereka, menurut Alit, belum memutuskan apakah bakal tetap berkunjung atau menunda perjalanannya ke Bali.
"Mereka ragu-ragu, belum batal ya. Mereka masih melihat bagaimana kondisi satu minggu ini," ungkap Alit.
Dihubungi terpisah, Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali, I Ketut Ardana memastikan seluruh operasional hotel dan pariwisata di Bali berjalan normal hari ini.
Ia juga belum mendapatkan kabar jika ada wisatawan lokal maupun asing yang membatalkan kunjungannya ke Bali. Menurutnya, selama penerbangan tetap beroperasi, maka tak akan ada masalah dengan wisatawan.
"Tapi ya tidak tahu informasinya nanti seperti apa, tapi sejauh ini tidak ada pembatalan," terang Ketut.
Meski begitu, ia tetap cemas dampak pascabencana alam ini menimpa Lombok dan Bali Saat ini, Bali bergantung pada sektor pariwisata. Jika sektor itu terancam, maka pendapatan usaha pengusaha pariwisata pun berpotensi menipis.
"Makanya kami informasikan mitra bisnis di luar tentang kondisi di Bali baik-baik saja dan harus benar-benar meyakinkan," ujar Ketut.
Pihaknya, menurut dia, akan merekomendasikan tempat yang memang tak layak untuk dikunjungi oleh wisatawan. Ia pun menegaskan akan berupaya memberikan informasi sebenar-benarnya pada mitranya di luar negeri.
"Misalnya ke Gili Trawangan di Lombok ya itu tidak dulu
lah, arahkan ke destinasi lain misalnya ke Bali nya, Bali kan aman," pungkas Ketut.
(agi/agt)