Jakarta, CNN Indonesia -- Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyebut ada beberapa pembatalan pemesanan hotel di Bali akibat status awas Gunung Agung dan peningkatan aktivitas yang belum bisa dinilai aman oleh pemerintah setempat.
“Tapi, pembatalannya kecil. Tidak signifikan. Para turis sejauh ini oke-oke saja,” ujar Ketua Umum PHRI Haryadi Sukamdani kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (3/10).
Kendati terdapat pembatalan pemesanan hotel, ia mengklaim, tidak ada kepanikan yang berlebihan dari turis hingga mengganggu bisnis perhotelan secara signifikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bali juga kan bagus industri pariwisatanya. Jadi, mungkin bisa menangani keresahan," jelasnya.
Terlebih lagi, baik pengunjung maupun calon pengunjung Bali memiliki akses penuh terhadap informasi seputar aktivitas Gunung Agung.
Sehingga, Hariyadi menuturkan, masyarakat tidak akan termakan berita bohong terkait aktivitas gunung tersebut.
"Jadi, mereka ini bisa tahu mana informasi yang kira-kira provokatif dan yang betul," imbuh dia.
Selain itu, turis yang datang ke Bali kebanyakan berasal dari Australia, di mana terkenal memiliki sifat pemberani dan cuek. Dengan begitu, jumlah pembatalan hotel pun bisa dihitung oleh jari.
"Misalnya, beberapa hotel di Ubud saja tak ada pembatalan. Pembatalan tidak signifikan lah, tidak bisa diangkakan. Ibarat kata, hanya satu dua," papar Hariyadi.
Pengelola salah satu resort di Bali, PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) menyatakan hal serupa. Menurut Gunawan Angkawibawa, Direktur Sanurhasta Mitra, dampak dari aktivitas gunung yang berada di level awas tidak terasa untuk bisnis perusahaan.
"Sementara, sampai sekarang tidak ada pembatalan pemesanan dan penerbangan sejauh ini normal semua," katanya.
Lokasinya yang jauh dari Gunung Agung atau di Umalas mungkin bisa menjadi angin segar bagi emiten yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini.
"Tapi, mungkin kalau ini berlarut-larut, mungkin ada (dampak), tapi kami tidak mengharapkan," tutur Gunawan.
Ia mengaku, tingkat okupansi pada kuartal II hingga III tahun ini berada di sekitar 60 persen hingga 70 persen. Angka itu meningkat dibandingkan tingkat okupansi pada kuartal I tahun ini, yakni 55 persen.
"Tapi, sebenarnya sekarang termasuk sepi, nanti ramainya lagi bulan depan. Memang, musimnya seperti itu," jelasnya.
Sebagai informasi, Sanurhasta Mitra memiliki resort bernama The Santai. Perusahaan kini tengah mengembangkan usahanya dengan menambah resort di kawasan Sanur berkonsep kawasan terpadu atau mixed used.