Jakarta, CNN Indonesia -- Kamar Dagang dan Industri (
Kadin) Indonesia dan Myanmar menjajaki peluang bisnis antara kedua negara.
Ketua Umum Kadin Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan potensi kerja sama ekonomi Indonesia dengan Myanmar belum sepenuhnya dioptimalkan karena masih ada beberapa tantangan yang kerap dihadapi oleh para pelaku usaha.
"Peluang kerja sama kita cukup besar, belum mencerminkan potensi kerjasama yang seharusnya kita jajaki bersama" kata Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan P. Roeslani di sela-sela temu bisnis yang dihelat sebagai salah satu rangkaian kegiatan kunjungan Minister for Union Government of Myanmar U Thaung Tun ke Indonesia di Menara Kadin, Rabu (8/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rosan merinci beberapa hal yang masih menjadi tantangan dalam perdagangan Indonesia dengan Myanmar, di antaranya belum ada komplementaritas produk ekspor, belum adanya transportasi langsung yang menyebabkan biaya transportasi tinggi, serta sistem perizinan yang masih rumit untuk ekspor dan impor.
Padahal, menurut dia, peluang perdagangan antara kedua negara sangat besar. Hal ini bisa dilihat dari beberapa aspek, misalnya harga, dimana kualitas dan metode pembayaran dari beberapa perdagangan komoditas pertanian dapat dinegosiasikan. Menurutnya, sebagai sesama negara ASEAN, pengusaha Indonesia dapat memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk menembus pasar Myanmar.
"Saat ini, hubungan perdagangan dan investasinya memang masih relatif kecil, tetapi untuk kedepannya prospek dan peluangnya tetap ada, baik untuk hubungan perdagangan maupun investasi," ujarnya.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan International Shinta W Kamdani menambahkan peluang bisnis di Myanmar cukup besar, terutama di sektor infrastruktur, kelistrikan dan properti. Namun, pengusaha Indonesia masih kesulitan untuk mendapatkan mitra kerja lokal yang mapan dan berkualitas internasional.
"Sektor banyak tetapi pemain yang bisa menjadi mitra lokal terbatas. Kami harus memperbanyak pertemuan antar bisnis. Kami kan kalau masuk, tidak berani masuk ke negara yang belum ada pengalaman," ujarnya.
Saat ini, hubungan investasi Indonesia-Myanmar masih relatif kecil. Berdasarkan catatan Kadin, investasi Myanmar di Indonesia pada 2016 hanya terdiri dari 1 proyek dengan nilai yang kecil. Tahun lalu, nilai investasinya hanya US$0,6 juta yang mencakup tiga proyek. Sementara, nilai Investasi Indonesia di Myanmar mencapai lebih dari US$200 juta.
Dari sektor perdagangan, pada 2017, Myanmar merupakan mitra dagang terbesar ke-42 bagi Indonesia. Total perdagangan antara Indonesia dan Myanmar naik dari US$729 juta pada tahun 2016 menjadi US$975 juta pada tahun 2017.
Tahun lalu, ekspor Indonesia ke Myanmar meningkat dari US$615 juta pada tahun 2016 menjadi US$829 juta pada 2017. Ekspor Myanmar ke Indonesia juga naik dari US$113 juta pada tahun 2016 menjadi US$142 juta pada tahun 2017.
Adapun Indonesia mencatatkan surplus perdagangan terhadap Myanmar. Komoditas utama yang diekspor ke Myanmar adalah minyak sawit, kertas, minyak bumi dan batu bara.
(agi)