Rugi di Semester I, PLN Bakal Kencangkan Ikat Pinggang

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Kamis, 30 Agu 2018 06:50 WIB
PT PLN (Persero) meyebut bakal menghemat biaya operasional Rp5 triliun hingga akhir tahun ini agar mereka bisa mencetak laba.
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) menyatakan akan melakukan penghematan besar-besaran pada tahun ini. Mereka menargetkan bisa melakukan penghematan Rp5 triliun hingga akhir tahun agar perusahaan setrum negara tersebut bisa mencetak laba.

Tekad penghematan tersebut disampaikan terkait kinerja keuangan PLN sepanjang semester I 2018 yang memble.

Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felianty Roekman mengatakan bahwa upaya penghematan tersebut akan dilakukan dengan dua cara. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama, mengurangi susut distribusi energi listrik baik secara teknis maupun non teknis yang disebabkan oleh pencurian listrik, kesalahan dalam pembacaan meteran listrik maupun kesalahan pada alat pengukuran.

"Kalau kami bisa mengurangi itu satu persen saja, kami bisa menghemat Rp3 triliun," katanya di Gedung DPR, Rabu (29/8).

Kedua, memperbaiki zonasi pasokan batubara. Perbaikan akan dilakukan dengan memanfaatkan batu bara di lokasi terdekat pembangkit listrik agar biaya transportasi angkutnya bisa ditekan.

Rapor keuangan PLN sepanjang semester I kemarin merah. Mereka rugi Rp5,35 triliun.

Kondisi keuangan tersebut berbanding terbalik jika dibandingkan periode sama tahun 2017 lalu.


Saat itu PLN masih mampu mencetak untung Rp2,03 triliun.

Syofvi menegaskan kerugian PLN  tersebut tidak akan mengganggu rencana investasi atau belanja modal perseroan yang  2018 ini ditargetkan Rp123,2 triliun.

"Insya Allah tidak mengganggu," katanya. 

Terkait kemungkinan tercapainya target laba sebesar Rp10,4 triliun, Syofvi berharap dari sisi penjualan bisa membantu perusahaan. Meskipun hingga pertengahan tahun pertumbuhan konsumsi listrik masih di bawah target perusahan yang dipatok tujuh persen.

Ke depan, Syofvi berharap nilai tukar rupiah bisa kembali menguat ke level di bawal Rp14 ribu per dolar AS.

Sebagai catatan, saat menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) di awal tahun, perseroan menggunakan asumsi nilai tukar di level Rp13.400 per dolar AS.

Secara terpisah, anggota Komisi VII DPR Ramson Siagian memahami kondisi keuangan PLN.

Pasalnya, selain pelemahan nilai tukar, PLN juga mendapatkan tekanan dari naiknya harga komoditas yang menjadi energi primer pembangkit listrik.


Untuk itu, Ramson meminta pemerintah tidak membuat kebijakan yang semakin menyulitkan PLN.

Salah satu kebijakan yang disoroti, rencana penghapusan harga maksimal batu bara untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri (DMO) sektor kelistrikan yang ditetapkan US$70 per ton.

"Kebijakan harga DMO batu bara sebesar US$70 per ton harus direalisasikan bukan malah dicabut," ujarnya.

Selain itu, Ramson juga mengingatkan bahwa perseroan saat ini mendapatkan tugas untuk membangun pembangkit 35 ribu MegaWatt.

Pembangunan tersebut membutuhkan investasi yang besar.

Jika perseroan terlalu banyak berutang maka ke depan perseroan akan terbebani oleh bunga.

Karenanya, pemerintah juga perlu memberikan dukungan lebih kepada PLN, misalnya dari sisi keringanan fiskal.

"Kalau perusahaan rugi, perusahaan akan susah juga mendapatkan utang. Kalupun dapat (utang), bunganya tinggi," ujarnya.

(agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER