Jakarta, CNN Indonesia -- PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) meminta target setoran dividen
holding pertambangan pelat merah pada 2019 diturunkan menjadi Rp1 triliun dari dividen tahun ini sebesar Rp1,9 triliun.
Kementerian BUMN sebenarnya menargetkan
holding pertambangan bisa menyetor dividen mencapai Rp2,51 triliun pada tahun depan. Namun, perseroan membutuhkan dana dalam jumlah besar untuk meningkatkan porsi kepemilikan sahamnya di
PT Freeport Indonesia menjadi 51,23 persen.
Sebelumnya, sesuai kesepakatan yang ditandatangani oleh pemerintah dengan Freeport-McMoRan Inc pada 12 Juli lalu, Inalum akan membeli saham Freeport Indonesia dengan nilai US$3,85 miliar atau sekitar Rp55,4 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebesar US$3,5 miliar di antaranya digunakan untuk membayar hak partisipasi Rio Tinto di tambang Grasberg Freeport Indonesia yang akan dikonversi menjadi saham. Sementara itu, US$350 juta sisanya digunakan untuk membeli saham Indocopper di Freeport Indonesia, yang sepenuhnya dimiliki oleh Freeport-McMorran.
"Pada 2018, kami telah berikan dividen RP1,9 triliun. Kami usulkan, tahun depan kalau boleh diturunkan menjadi Rp1 triliun," ujar Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin saat menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung DPR, Kamis (6/9).
Untuk mencaplok saham Freeport Indonesia, perusahaan berencana meminjam kepada bank asing untuk kemudian dilunasi dengan menerbitkan obligasi. Konsekuensinya, perusahaan harus membayar bunga.
Selain itu, holding pertambangan pelat merah juga harus melakukan ekspansi. Setidaknya ada empat proyek besar yang dilakukan oleh anggota holding, di antaranya proyek pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (
smelter) feronikel dan alumina PT Antam Tbk, pembangunan pengolahan logam baja PT Timah, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Sumatera Selatan 8 oleh PT Bukit Asam Tbk, dan pembangunan
smelter tembaga PT Freeport Indonesia.
"Tapi kebijakan (dividen) ini tergantung Kementerian BUMN," ujar Budi.
Secara total, target setoran dividen BUMN Pertambangan, Industri Strategis, dan Media (PISM) tahun depan mencapai Rp 3,98 triliun. Selain dari holding pertambangan, dividen juga disetor oleh PT Pertamina (Persero) dan PT PGN Tbk (PGAS) sebesar Rp 1,35 triliun, Perum Peruri Rp 82 miliar, PT Dahana Rp13 miliar, PT Len Industri Rp12 miliar dan PT Pindad Rp6 miliar.
(lav/bir)