Jakarta, CNN Indonesia -- Tingkat
inflasi Filipina diperkirakan terus menanjak. Pada September 2018, kenaikannya bahkan mendekati tujuh persen. Angka inflasi
Filipina itu tercatat yang tertinggi apabila dibandingkan dengan negara-negara se-Asean.
Mengutip
Reuters, Rabu (3/10),
Indeks Harga Konsumen (IHK) di Filipina menyentuh 6,8 persen pada September 2018 atau naik lebih cepat dari realisasi Agustus 2018 yang sebesar 6,4 persen.
Ekonom dalam jajak pendapat
Reuters menyebutkan kenaikan harga minyak global dan kerugian panen setelah terpaan topan beberapa waktu menjadi biang kerok melesatnya inflasi Filipina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka memproyeksi inflasi di kisaran 6,3 persen - 7 persen. Proyeksi ini sejalan dengan estimasi bank sentral setempat, yakni 6,3 persen - 7,1 persen.
Sekadar mengingatkan, inflasi Filipina tersebut merupakan yang tertinggi sejak Februari 2009 silam.
Dalam pertemuan pemangku kebijakan bulan lalu, bank sentral Filipina sudah melakukan proyeksi bahwa tingkat inflasi akan mencapai puncaknya pada September. Tingkat inflasi baru akan landai ke posisi 2-4 persen pada tahun depan.
Hal ini dikarenakan kombinasi langkah-langkah moneter dan nonmoneter, termasuk menghapus hambatan non-tarif ke impor pertanian tertentu.
Diketahui, bank sentral Filipina menaikkan suku bunga acuan untuk keempat kalinya atau mencapai total 150 basis poin (bps) sejak Mei 2018.
Kebijakan itu mengantar suku bunga acuan Filipina mendarat pada level 4,5 persen. Bank sentral Filipina mengisyaratkan untuk menempuh kebijakan moneter ketat lebih lanjut demi 'mendinginkan' inflasi.
Ekonom setempat meyakini The Bangko Sentral ng Pilipinas (bank sentral Filipina) akan menaikkan kembali suku bunga acuan setidaknya satu kali lagi sebelum pengujung tahun nanti.
(bir)