Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil survei
Bank Indonesia (BI) pada pekan pertama bulan ini menunjukkan Indeks Harga Konsumen (
IHK) mengalami kenaikan atau
inflasi sebesar 0,01 persen secara bulanan (
month-to-month/mtm) pada Oktober 2018.
Sementara secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi berada di angka 2,89 persen. Angka ini meningkat tipis dari IHK September 2018 yang dirilis Badan Pusat Statistik sebesar 2,88 persen.
"Inflasi dipengaruhi sedikit kenaikan harga cabai. Namun, semua harga barang terkendali," ucap Gubernur BI Perry Warjiyo di Kompleks Gedung BI, Jumat (5/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski inflasi, namun Perry bilang ada beberapa barang yang masih mengalami penurunan harga. Misalnya, komoditas bawang merah.
Kendati begitu, secara keseluruhan inflasi IHK dipastikan masih terkendali rendah dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan bank sentral nasional sebesar 3,5 persen plus minus satu persen.
"Ini mengonfirmasi proyeksi BI, inflasi kecenderungannya berada di titik tengah 3,5 persen. Kemungkinannya lebih rendah dari itu," katanya.
Bila terjadi inflasi, ini merupakan inflasi pertama setelah dua bulan sebelumnya terjadi penurunan harga barang atau deflasi di tingkat konsumen. Berdasarkan data BPS, terjadi deflasi sebesar 0,05 persen pada Agustus 2018 dan deflasi 0,18 persen pada September 2018.
Secara keseluruhan, deflasi dalam dua bulan terakhir disebabkan oleh penurunan harga bahan makanan, seperti daging ayam ras, telur ayam, bawang merah, cabai merah, dan lainnya.
(uli/bir)