Kemacetan dan Penjagaan Berlapis Ubah Suasana Pulau Dewata

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Rabu, 10 Okt 2018 16:05 WIB
Jumlah peserta yang akan hadir dalam pertemuan Tahunan IMF-WB ini sekitar 34 ribu orang. Tak ayal, kepadatan menerjang Bali hingga 14 Oktober 2018 mendatang.
Jumlah peserta yang hadir dalam pertemuan Tahunan IMF-World Bank ini sekitar 34 ribu orang. Tak ayal, kemacetan terjadi di Bali hingga 14 Oktober 2018 mendatang. (CNN Indonesia/Dinda Audriene Muthmainah).
Nusa Dua, CNN Indonesia -- Saruam (35), satu pengemudi roda empat via aplikasi daring (online), melajukan kendaraannya perlahan senada dengan padatnya jalanan yang sulit terurai di depan Lapangan Lagoon Nusa Dua, Bali.

Dia bercerita suasana Bali telah berubah sejak dua hari belakangan. Biang keladinya apalagi kalau bukan penyelenggaraan ajang bertaraf internasional, Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMF-World Bank).

"Biasanya kalau sudah malam di sini jalanan lancar, tapi ini macet," keluh Saruam, Selasa (9/10) malam. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, waktu tempuh yang dibutuhkan dari lapangan Lagoon menuju kawasan dekat Bandara Ngurah Rai biasanya tak sampai 25 menit seperti sekarang, melainkan hanya sekitar 10-15 menit.


"Kalau siang di sini memang macet, tapi kalau malam lancar jalanan normal begitu," tutur pria yang biasa dipanggil Ruam.

Bagaimana tak macet, kata Ruam, tamu atau peserta dari agenda tahunan IMF-World Bank saja sudah ribuan. Belum lagi, puluhan mobil hitam untuk delegasi IMF-World Bank yang didatangkan dari luar Bali menambah jumlah kendaraan yang berlalu-lalang, sehingga menyebabkan kemacetan.

"Bali kan tidak punya mobil sebanyak yang dibutuhkan, jadi semua itu dari luar Bali. Mobil yang untuk tamu-tamu penting itu," ujar Ruam.

Menteri Koodinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan jumlah peserta yang akan hadir dalam pertemuan tahunan IMF-World Bank ini sekitar 34 ribu orang. Tak ayal, kepadatan akan menerjang Bali hingga 14 Oktober 2018 mendatang.


Kemacetan yang terjadi di sekitar Nusa Dua sebenarnya tak mengherankan, karena pemerintah memang menyelenggaran IMF-World Bank di kawasan Nusa Dua. Namun, Ruam menyebut kemacetan luar biasa juga terjadi di sekitar Jimbaran.

"Senin (8/10) kemarin sampai ada rekayasa jalur, tapi untuk sesaat saja karena macet sekali," ucap Ruam.

Di tempat terpisah, kemacetan lalu lintas juga terlihat dari arah Ngurah Rai menuju Conrad Hotel di kawasan Tanjung Benoa pada pagi hari atau jam masyarakat berangkat kerja sekitar pukul 08.30 WITA.

Semakin dekat dengan Conrad Hotel, beberapa petugas kepolisian hingga satpam tampak berjaga sembari membantu arus lalu lintas. Dalam pantauan wartawan, hampir 10 petugas dikerahkan di sekitar Conrad Hotel untuk mengatur masuk dan keluar mobil.

Saat itu, CNNIndonesia.com sempat mencoba mewawancarai beberapa petugas yang sedang bertugas. Sayangnya, tak ada satu pun pihak kepolisan dan satpam yang mau angkat bicara mengenai kemacetan yang terjadi karena lalu lintas begitu padat pagi itu.

"Nanti dulu ya nanti, sedang macet. Biasanya memang tidak macet," kata salah satu petugas sembari mengarahkan mobil yang akan masuk ke dalam Conrad Hotel.


Penjagaan Bali Berlapis

Ruam mengakui penjagaan di Bali sejak awal Oktober ini berubah drastis karena pihak kepolisian selalu berjaga di setiap sudut jalanan di Bali. Bahkan, pecalang pun ikut membantu kepolisian mengamankan Bali selama penyelenggaraan IMF-WB.

"Pecalang, maksudnya polisi adat juga ada. Penjagaan berlapis, tentara juga," ungkap Ruam.

Ruam menilai keputusan pemerintah daerah (pemda) untuk mengamankan Bali sedemikian rupa merupakan keputusan yang tepat, mengingat tamu yang datang untuk IMF-World Bank bukan orang sembarangan.

Ketua Task Force Bank Indonesia untuk IMF-World Bank Annual Meetings 2018 Peter Jacobs menuturkan hampir seluruh gubernur bank sentral berbagai negara akan hadir, salah satunya dari Amerika Serikat (AS), yakni Jerome Powell.


Tak hanya pejabat bank sentral, beberapa menteri keuangan dari berbagai negara yang jauh dari Indonesia, seperti Uganda, Mauritania, Burundi, Bahamas, Islandia, Trinidad Tobago, Sudan Selatan, dan Montenegro akan hadir dalam agenda tahunan ini.

Lagipula, lanjut Ruam, penjagaan berlapis yang terjadi sejak awal Oktober hingga saat ini membuat lalu lintas dan kondisi di Bali lebih kondusif. Sebagai pengemudi online, Ruam mengaku tak merasa risih dengan perubahan tersebut.

"Saya nyaman-nyaman saja, dalam arti ya memang macet tapi kan hanya beberapa titik saja," tandas Ruam.

Bahkan, ia berharap semakin banyak tamu yang datang ke Bali, maka potensi penambahan konsumen taksi online pun ikut meningkat. Meski memang, hal itu belum begitu terasa olehnya.

"Berharap semoga pesanan online banyak dan berpengaruh ke penghasilan deh," pungkas Ruam. (lav/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER