Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur
Bank Indonesia (BI)
Perry Warjiyo memperkirakan penerimaan mereka dalam Anggaran Tahunan BI (ATBI) 2019 akan naik sekitar 7,92 persen menjadi Rp29,1 triliun dari asumsi penerimaan tahun ini yang sebesar Rp26,96 triliun.
Secara rinci, penerimaan itu diperkirakan berasal dari pos hasil pengelolaan aset valas sebesar Rp28,97 triliun yang naik 8,14 persen dibanding tahun ini yang hanya Rp26,79 triliun.
Penerimaan juga diharapkan dari pos operasional kegiatan pendukung dan penerimaan administrasi. Pos tersebut diharapkan bisa menyumbang masing-masing sebesar Rp36 triliun dan Rp87 triliun atau masing- masing turun sekitar 13,29 persen dan 31,69 persen.
Perry mengatakan penerimaan bank sentral nasional secara keseluruhan masih bisa meningkat karena pengaruh kondisi sejumlah indikator ekonomi ke depan. "Angka penerimaan pengelolaan valas merefleksikan perkembangan suku bunga global, cadangan devisa yang dikelola, dan juga arah pergerakan ekonomi," ucap Perry dikutip, Kamis (17/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mesk begitu, Perry mengatakan perhitungan tersebut juga dibuat dengan memperkirakan dengan kondisi indikator ekonomi saat ini. Misalnya, nilai tukar rupiah yang saat ini sudah terdepresiasi sekitar 10,78 persen secara tahun berjalan sejak awal 2018 dan tingkat suku bunga acuan BI yang telah naik sampai 150 basis poin (bps) sepanjang tahun ini.
"Tentu ini juga berdasarkan nilai tukar (saat ini) dan juga bagaimana pergerakan suku bunga global dan posisi cadangan devisa," imbuhnya.
Sedangkan dari sisi belanja, pengeluaran bank sentral nasional akan meningkat untuk beberapa pos. Mulai dari, pengembangan manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) yang anggarannya naik Rp209 miliar menjadi Rp2,33 triliun.
Lalu, pengeluaran logistik meningkat Rp114 miliar menjadi Rp1,17 triliun, program sosial BI dan pemberdayaan sektor rill serta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) naik Rp52 miliar menjadi Rp470 miliar, dan cadangan anggaran naik Rp10 miliar menjadi Rp242 miliar. Begitu pula dengan gaji dan penghasilan lainnya, meski kenaikannya tidak signifikan, hanya Rp26 miliar menjadi Rp3,54 triliun.
Namun, BI melakukan penghematan pengeluaran dari pos penyelenggaraan operasional dan kegiatan pendukung sekitar Rp7 miliar, sehingga anggarannya menjadi Rp1,18 triliun.
Kemudian, juga menghemat pembayaran pajak sekitar Rp7 miliar menjadi Rp965 miliar. Sementara surplus anggaran diperkirakan sebesar Rp19,19 triliun atau naik 9,97 persen dari tahun ini Rp17,45 triliun.
(uli/agt)