Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Afrika Selatan Tito Mboweni mengaku pemerintah harus segera memangkas utang jika tak ingin menarik pinjaman dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).
Ekonomi negara Afrika yang paling terindustrialisasi ini kini tengah terperosok dalam resesi. Afrika Selatan juga tengah menghadapi defisit anggaran yang besar, utang yang membengkak, hingga perusahaan negara yang mengalami masalah keuangan.
Mata uang negara tersebut, rand dan obligasi pemerintah melemah tajam pada Rabu (24/10) setelah Mboweni memprediksi defisit anggaran yang lebih besar dan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apakah Anda menyukai IMF, secara ideologi atau praktis, itu tidak masalah. Ketika Anda terjerumus ke dalam perangkap utang, Anda berakhir (pada IMF)," kata Mboweni kepada anggota parlemen, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (25/10).
Ia mengaku skenario ekonomi yang terun bakal berpengaruh pada berkurangnya penerimaan pajak. Hal ini, diakuinya sebagai masalah yang harus ditanggung pemerintah.
Mboweni juga meragukan bahwa pemerintah mampu menemukan investor untuk membeli saham South Afrika Airways (SAA), badan usaha milik negara.
"Saya ragu Anda akan menemukan mitra ekuitas yang akan masuk ke SAA dalam keadaan saat ini. Sebagai mitra ekuitas, Anda harus segera berasumsi utang SAA sekitar 21 miliar rand ( US$1,5 miliar)," kata Mboweni.
Departemen Keuangan Afrika Selatan memperkirakan utang bruto akan stabil di kisaran 59,6 persen terhadap PDB pada 2023-2024 mendatan dari posisi saat ini 55,8 persen terhadap PDB.
Penerimaan pajak diperkirakan akan menatatkan kinerja yang buruk dalam tiga tahun ke depan akibat pertumbuhan ekonomi yang rendah.
Direktur Jenderal Departemen Keuangan Dondo Mogajane mengatakan kepada anggota parlemen untuk menghindari utang IMF dengan segala cara. Penarikan utang IMF dinilai akan melibatkan penyesuaian struktural yang menyulitkan.
"Kami tidak ingin berada di sana (IMF). Kami berpikir bahwa dengan melakukan beberapa hal dasar, kami masih bisa mendapatkan pertumbuhan," ungkapnya.
Resesi Ekonomi
Perekonomian Afrika Selatan diperkirakan akan tumbuh 0,7 persen pada paruh kedua tahun ini, setelah mengalami resesi di paruh pertama.
Presiden Cyril Ramaphosa tengah mengutamakan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, ia dibuat frustrasi oleh keterbatasan fiskal yang parah.
Ramaphosa akan mengundang investor pada pertemuan bisnis, di mana dia akan mencari komitmen baru untuk memenuhi targetnya sebesar US$ 100 miliar dalam lima tahun ke depan.
Analis mengatakan lembaga pemeringkat kemungkinan akan memberikan pandangan negatif terhadap proyeksi anggaran terbaru Departemen Keuangan negara berkembang tersebut.
Lembaga pemeringkat Moody's yang terakhir kali memberikan Afrika Selatan peringkat investasi kelas Baa3, dengan prospek yang stabil diperkirakan akan meninjau kembali peringkat utang tersebut dalam beberapa minggu ke depan.
(reuters/agi)