Jakarta, CNN Indonesia -- PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (
Adira Finance) menyalurkan
pembiayaan baru sebesar Rp28,2 triliun hingga kuartal ketiga 2018. Jumlah itu naik 19 persen secara tahunan (year on year) dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp23,8 triliun.
Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila mengungkapkan pertumbuhan pembiayaan didorong peningkatan penjualan sepeda motor dan mobil secara nasional. Tercatat hingga September 2018 penjualan motor mencapai 4,7 juta unit atau tumbuh 9 persen (yoy). Sedangkan penjualan mobil tumbuh 7 persen menjadi 857 ribu unit.
"Sebagian besar bisnis kami, 60 persen terkait dengan pembiayaan baru, sehingga penjualan wholesale atau penjualan pabrik ke dealer akan berdampak ke bisnis kami. Di sisi lain, 40 persen tidak terkait pembiayaan baru, yaitu pembiayaan bekas dan multiguna," kata Made di Suite Aston, Senin (29/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Made merinci pembiayaan sepeda motor baru naik 20 persen menjadi Rp10,3 triliun. Sedangkan, portofolio pembiayaan mobil baru tumbuh lebih tinggi 28 persen menjadi Rp12,4 triliun. Sisanya, pembiayaan non-otomotif tercatat sebesar Rp1,8 triliun.
Peningkatan pembiayaan baru mendukung peningkatan laba yang didapat oleh anak usaha PT Bank Danamon Tbk itu. Hingga September 2018, perseroan mengantongi laba bersih sebesar Rp1,35 triliun atau naik 24 persen dibandingkan periode sebelumnya.
"Peningkatan pembiayaan baru mendorong peningkatan pendapatan bunga menjadi Rp8 triliun atau naik 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya," imbuh Made.
Selain itu, perusahaan mencatat biaya operasional bertambah 13 persen menjadi Rp2,5 triliun didorong penyesuaian atas kenaikan Upah Minimum Regional (UMR) dan biaya manfaat.
Dari segi kredit macet atau Non Performing Loan (NPL), perusahaan berhasil menekan NPL di level 1,95 persen turun dari periode yang sama tahun lalu 2,06 persen.
Dengan capaian pada kuartal III 2018, Made yakin perseroan mampu mencapai target pembiayaan baru tahun 2018 sebesar Rp37 triliun atau meningkat 10 persen dari total pembiayaan tahun lalu Rp32,7 triliun.
"Kelihatannya akhir tahun, pembiayaan baru bisa sampai Rp36 triliun - Rp37 triliun, kelihatannya over all kita akan mencapai rencana awal kita tanpa revisi, kecuali ada perubahan signifikan dua bulan berikutnya," tandasnya.
(bir)