Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (
PUPR) mengaku masih kekurangan lahan seluas 13 Hektare (Ha) untuk membangun sekitar 400 unit Hunian Sementara (
Huntara) bagi para korban bencana alam di Palu, Sigi, dan Donggala,
Sulawesi Tengah (Sulteng).
Arie Setiadi, Kepala Satgas Kementerian PUPR untuk tanggap darurat bencana Sulteng, mengatakan lahan yang tersedia saat ini belum sepenuhnya steril untuk Huntara.
Sampai saat ini, pihaknya telah mendapat alokasi lahan untuk pembangunan Huntara pada 48 titik, terdiri dari 21 titik di Kota Palu, 18 titik di Sigi, dan sembilan titik di Donggala.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun ketika kami akan masuk untuk penyiapan lahan, ternyata beberapa lokasi telah dimasuki masyarakat dan lembaga-lembaga donor untuk membangun hunian juga," ujar mantan Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR itu seperti dikutip dari
Antara, Selasa (13/11).
Sebenarnya masalah kekurangan lahan Huntara sudah dibahas dalam rapat khusus yang dipimpin Gubenur Sulawesi Tengah Longki Djanggola pada Jumat (9/11) lalu. Rapat juga dihadiri Wali Kota Palu, Bupati Sigi, Bupati Donggala, dan sejumlah pimpinan instansi terkait.
"Dalam rapat itu, sudah dipetakan lahan yang akan dialokasikan untuk pembangunan Huntara PUPR. Sekarang dalam proses dan diharapkan target pembangunan huntara bisa selesai pada 25 Desember 2018," sebutnya.
Hingga Sabtu (10/11) lalu, sebanyak 506 unit Huntara sudah dibangun, dari target 1.200 unit.
Staf Ahli Menteri PUPR bidang Komunikasi Rudy Novrianto menambahkan pembangunan 1.200 unit Huntara juga melibatkan pengusaha lokal melalui Gabungan Pelaksana Konstruksi (Gapensi) Sulteng.
Dari 1.200 unit yang akan dibangun hingga 25 Desember 2018, hanya 850 unit yang ditangani langsung Kementerian PUPR. Sisanya diserahkan kepada Gapensi Sulteng.
Sebagai informasi, Huntara bernilai sekitar Rp500 juta/unit. Setiap Huntara terdiri atas 12 bilik berukuran 18 meter persegi, dan dibangun dengan rangka baja ringan. Bangunan dilengkapi sanitasi, dapur umum, tempat parkir, sarana air bersih, listrik 450 watt per bilik.
Data pada pusat data dan informasi kebencanaan (Pusdatin) Pemprov Sulteng mencatat kebutuhan huntara untuk korban bencana Palu, Sigi dan Donggala adalah Kota Palu 7.500 bilik, Kabupaten Sigi 7.944 bilik dan Kabupaten Donggala 4.742 bilik.
Pasokan Semen di Palu LangkaSetelah bencana gempa bumi 7,4 Skala Richter dan tsunami, pasokan semen di Sulteng menjadi langka. Hal itu diketahui dari pantauan Antara di sejumlah toko bahan bangunan di Kota Palu.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulteng Zainuddin Hak membenarkan semen di pasaran sudah beberapa hari ini kosong.
Kelangkaan bahan bangunan, menurut dia, terjadi karena permintaan meningkat, sementara pasokan terbatas dan belum tiba. Pada akhirnya, hal itu juga menimbulkan kenaikan harga pada semua jenis bahan bangunan.
Namun, kata dia, kenaikan masih dalam batas kewajaran. Dia berharap pasokan semen dan bahan bangunan lain sudah tersedian dengan jumlah yang memadai di toko-toko pengecer dalam waktu dekat.
(lav/agi)