Sampah & Limbah Bisa Jadi Sumber Manfaat Masyarakat

Advertorial | CNN Indonesia
Selasa, 27 Nov 2018 00:00 WIB
Selama ini sampah dan air limbah domestik dikenal sebagai hal yang menjijikan karena kotor dan bau.
Jakarta, CNN Indonesia -- Selama ini sampah dan air limbah domestik dikenal sebagai hal yang menjijikan karena kotor dan bau. Namun melalui program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) dan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R) yang diinisasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR), sampah dan limbah justru memberikan banyak manfaat bagi masyarakat.

Sanimas dan TPS3R merupakan program infrastruktur berbasis masyarakat (IBM). Salah satu manfaat yang telah dirasakan adalah program ini menyerap tenaga kerja. Seperti yang dialami oleh masyarakat Desa Desa Citarik, Palabuhan Ratu, Sukabumi. Tadinya sampah di desa ini tidak dikelola dengan baik sehingga menumpuk dan mengganggu warga sekitar.

Namun berbekal keinginan warga yang ingin mengubah keadaan, KemenPUPR akhirnya membangun TPS3R dengan membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Bina Sejahtera yang sekaligus berperan sebagai BUMDes.

Dengan adanya TPS3R ini, 27 ibu rumah tangga diberdayakan untuk mengelola sampah. Setiap pagi mereka memilah sampah untuk menambah pendapatan rumah tangga. Setiap 1 kg sampah dihargai Rp 1.000 hingga 1.500. Program ini pun ditargetkan untuk mengurangi 20% sampah.

"Setelah ada program PUPR, kampung yang tadinya jadi tempat berkumpulnya sampah, alhamdulillah ibu-ibu bisa bekerja di sini untuk mengurangi kemiskinan dan angka pengangguran," ujar Kepala Desa Citarik, M Ledi Nurledi.

Menariknya, program IBM juga mewujudkan kemitraan dengan pemerintah daerah. Contohnya Pemkot Banjar yang merekrut dan menempatkan tenaga harian lepas untuk membantu keberlangsungan TPS3R.

"Para pemilah yang ada di TPS dimasukkan ke TKHL (Tenaga Kontrak Harian Lepas). Jadi ada honor per bulannya. Honornya didapatkan dari APBD," jelas Kabid Pengelolaan Persampahan DLH Kota Banjar, Eri K Wardhana.

Manfaat lainnya yang didapatkan dari program ini adalah mendorong terciptanya sektor-sektor produktif yang bernilai ekonomi. Contohnya TPS3R di Kota Bogor lewat KSM Rangga Mekar yang mampu mendukung kegiatan usaha pertanian warga, peternakan, kerajinan tangan, dan menciptakan biogas dari sampah.

"Dengan adanya kompos baru, sampah organik kita manfaatkan menjadi pupuk dan dijual ke pertanian. Uniknya, yang kami libatkan adalah anak muda seperti pengamen jalanan," kata Ketua KSM Rangga Mekar, Heri Heriyanto.

Sektor pariwisata pun kecipratan manfaat dari program IBM ini. Melalui program Sanimas dan TPS3R, terciptalah kebersihan dan kenyamanan lingkungan sehingga mendukung beberapa pengembangan pariwisata.

Tak hanya itu, program KemenPUPR ini juga membantu pendidikan Tanah Air. Sebab, beberapa fasilitas Sanimas dan TPS3R juga dilengkapi dengan fasilitas tambahan seperti perpustakaan, taman baca, dan edukasi tentang tata kelola sampah untuk generasi muda.  

Berkat program IBM ini pula, perempuan berperan menjadi motor penggerak utama berbagai kegiatan KSM di berbagai wilayah. Seperti di KSM Gambir di Desa Puding Besar, Bangka. Di desa yang merupakan daerah perkebunan ini, dahulu masyarakatnya belum punya septitank yang memenuhi standar. Bahkan jarak septitank sangat dekat dengan sumber air sehingga air tercemar dan limbah domestik menyebabkan bau tak sedap.

Dengan adanya program Sanimas melalui sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat yang pembangunannya menggunakan dana APBN, air buangan tidak tergenang lagi. Bahkan bangunan Sanimas turut menjadi posyandu untuk tempat berkegiatan para wanita khususnya ibu-ibu KSM.

Sama halnya dengan KSM Tompo Gunung Jaya di Semarang. Ibu-ibu justru menjadi tulang punggung berdirinya KSM ini. Mereka rutin melakukan sosialisasi kepada ibu-ibu lainnya untuk mengedukasi bagaimana sanitasi yang layak sehingga bisa menekan angka demam berdarah yang cukup tinggi di kawasan ini. 

"Kami melakukan sosialisasi dengan pertemuan di rumah warga atau saat pengajian, PKK, maupun posyandu. Kami terangkan arti penting sanitasi yang baik dan kesehatan," ujar Ketua KSM Tompo Gunung Jaya, Novita Septyna.

Tujuan akhirnya, program Sanimas dan TPS3R diharapkan mengubah perilaku hidup bersih dan sehat di tengah masyarakat. Jika tadinya masyarakat tak peduli dengan sampah, kini sadar akan pentingnya membangun lingkungan yang sehat. Hal tersebut dibuktikan dengan memilah sampah dari rumah dan penghijauan yang marak dilakukan warga di pekarangan dan lahan terbuka di sekitar.

Contohnya seperti yang terjadi di Desa Cemba Enrekang, Sulawesi Selatan. Dahulu, kebiasaan masyarakat membuang air limbah sembarangan sering menyebabkan cek-cok antartetangga. Belum lagi masih ada rumah yang belum memiliki kloset sendiri, jikapun ada belum memenuhi standar. Setelah ada Sanimas, semuanya berubah

"Kondisi masyarakat sebelum ada Sanimas kotor sekali, limbah amburadul, tidak teratur, dan baunya sangat menyengat. Kini setiap warga sudah memiliki kloset sendiri, air limbah juga disalurkan ke sarana SPALD-T Sanimaskomunal melalui pipa," ujar Kepala Desa Cemba Enrekang, Jumadi Maulana.

Kini 60 keluarga di Cemba Enrekang dengan 244 jiwa pengguna sudah terlayani. Pembangunan SPALD-T Sanimaskomunal memang ditujukan dibangun di wilayah pemukiman padat penduduk, kumuh, dan masyarakat berpenghasilan rendah agar lingkungan menjadi bersih dan sehat. Bahkan setelah ada SPALD-T Sanimaskomunal, penduduk bisa menanam sayuran untuk dikonsumsi sendiri di perkarangan rumah karena tidak ada lagi limbah tergenang. (adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER