Efek Defisit Dagang Reda, Rupiah Kokoh Rp14.580 per Dolar AS

CNN Indonesia
Selasa, 18 Des 2018 08:56 WIB
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.558 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, menguat 22 poin atau 0,15 persen karena efek defisit perdagangan mereda.
Ilustrasi rupiah. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.558 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Selasa pagi (18/12). Posisi ini menguat 22 poin atau 0,15 persen dari Senin sore (17/12) di level Rp14.580 per dolar AS, karena sentimen defisit neraca perdagangan mereda.

Di kawasan Asia, rupiah berada di zona hijau bersama mayoritas mata uang lain, seperti peso Filipina yang menguat 0,2 persen, baht Thailand 0,15 persen, won Korea Selatan 0,14 persen, yen Jepang 0,04 persen, dan dolar Singapura 0,03 persen.

Hanya dolar Hong Kong yang melemah 0,03 persen dari dolar AS, sementara ringgit Malaysia stagnan dari mata uang Negeri Paman Sam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sedangkan mata uang utama negara maju justru bergerak lebih variatif. Dolar Kanada melemah 0,06 persen dan poundsterling Inggris minus 0,05 persen. Namun, dolar Australia, rubel Rusia, dan euro Eropa bersandar di zona hijau dengan menguat masing-masing 0,17 persen, 0,16 persen, dan 0,01 persen. Hanya frans Swiss yang stagnan dari dolar AS.

Analis CSA Research Institute Reza Priyambada memperkirakan rupiah akan menguat lebih tinggi pada hari ini, karena sentimen positif dari eksternal yang melemahkan dolar AS diperkirakan masih akan berlanjut.

Sentimen tersebut, yaitu antisipasi pasar terhadap pengumuman hasil rapat dewan gubernur bank sentral AS, Federal Reserve pada Kamis mendatang (20/12). Selain itu, masih ada kekhawatiran dari pasar bahwa ekononi global akan melambat tahun depan.


Sementara itu, sentimen negatif dari dalam negeri berupa buruknya rilis neraca perdagangan diperkirakan bakal mereda hari ini.

"Diharapkan kondisi ini membuat rupiah dapat mengambil kesempatan untuk kembali menguat," ujarnya, Selasa (18/12).

Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin melaporkan kinerja neraca perdagangan Indonesia kembali dirundung defisit sebesar US$2,05 miliar secara bulanan pada November 2018. Sementara secara tahun berjalan, defisit sudah mencapai US$7,52 miliar sejak Januari-November 2018.

(uli/lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER