
Kemenperin Proyeksi Ekspor Industri Nonmigas Capai Rp1.895 T
CNN Indonesia | Kamis, 20/12/2018 06:59 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian memproyeksi ekspor industri nonmigas tembus US$130,74 miliar atau setara Rp1.895 triliun (kurs Rp14.500 per dolar AS) di sepanjang tahun ini. Proyeksi itu meningkat 4,51 persen dibanding realisasi ekspor industri nonmigas tahun lalu sebesar US$12,10 miliar.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan industri pengolahan nonmigas menyumbang mayoritas ekspor Indonesia. "Industri pengolahan nonmigas berkontribusi 72,28 persen dari total ekspor Indonesia pada tahun ini," ujarnya di Kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu (19/12).
Tak cuma itu, industri pengolahan nonmigas juga menyumbang kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Pada 2018, sumbangsihnya mencapai 17,66 persen. Sementara, kontribusi industri pengolahan migas cuma 2,23 persen.
Sektor penyumbang terbesar, yakni industri makanan dan minuman sebanyak 6,34 persen, kimia 2,98 persen, barang logam, komputer, barang elektronika, mesin dan perlengkapan sebesar 2,16 persen, alat angkutan 1,86 persen, termasuk tekstil dan pakaian jadi 1,13 persen.
Untuk menggenjot ekspor industri pengolahan nonmigas di masa mendatang, pemerintah akan menyasar pasar perdagangan mobil sedang. Apalagi, saat ini jenis mobil yang dikembangkan oleh industri di dalam negeri masih berkutat pada SUV dan MPV.
"Kalau kita mau naikkan kue, maka kita harus masuk ke kue yang besar," tutur Airlangga.
Untuk mendukung rencana ini, Kementerian Perindustrian mengusulkan revisi besaran Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil sedan. Usulan itu masih dibahas oleh Kementerian Keuangan. Jika terealisasi, nantinya Indonesia punya peluang ekspor mobil sedan ke Australia hingga 1,3 juta unit.
Adapun, ekspor mobil SUV dan MPV Indonesia sebesar 300 ribu unit per tahun. Jumlah ini jauh tertinggal dibanding ekspor mobil Thailand yang mencapai 1 juta unit per tahun.
Bidik Pertumbuhan 5,4 Persen
Kemenperin menargetkan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 5,4 persen pada tahun depan. Target tersebut lebih rendah ketimbang proyeksi realisasi tahun ini yang sebesar 5,6 persen.
Menurut Airlangga, target pertumbuhan yang lebih rendah disesuaikan dengan kondisi ekonomi global saat ini. Apalagi, pertumbuhan ekonomi dunia juga diproyeksi tumbuh lebih lambat.
"Saya pikir, kita perlu meluruskan norma baru dimana pertumbuhan China sudah single digit. Jadi, kita harus menerima realita baru dalam situasi perekonomian baru," terang dia.
(ulf/bir)
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan industri pengolahan nonmigas menyumbang mayoritas ekspor Indonesia. "Industri pengolahan nonmigas berkontribusi 72,28 persen dari total ekspor Indonesia pada tahun ini," ujarnya di Kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu (19/12).
Tak cuma itu, industri pengolahan nonmigas juga menyumbang kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Pada 2018, sumbangsihnya mencapai 17,66 persen. Sementara, kontribusi industri pengolahan migas cuma 2,23 persen.
Sektor penyumbang terbesar, yakni industri makanan dan minuman sebanyak 6,34 persen, kimia 2,98 persen, barang logam, komputer, barang elektronika, mesin dan perlengkapan sebesar 2,16 persen, alat angkutan 1,86 persen, termasuk tekstil dan pakaian jadi 1,13 persen.
Untuk menggenjot ekspor industri pengolahan nonmigas di masa mendatang, pemerintah akan menyasar pasar perdagangan mobil sedang. Apalagi, saat ini jenis mobil yang dikembangkan oleh industri di dalam negeri masih berkutat pada SUV dan MPV.
"Kalau kita mau naikkan kue, maka kita harus masuk ke kue yang besar," tutur Airlangga.
Untuk mendukung rencana ini, Kementerian Perindustrian mengusulkan revisi besaran Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil sedan. Usulan itu masih dibahas oleh Kementerian Keuangan. Jika terealisasi, nantinya Indonesia punya peluang ekspor mobil sedan ke Australia hingga 1,3 juta unit.
Adapun, ekspor mobil SUV dan MPV Indonesia sebesar 300 ribu unit per tahun. Jumlah ini jauh tertinggal dibanding ekspor mobil Thailand yang mencapai 1 juta unit per tahun.
Bidik Pertumbuhan 5,4 Persen
Kemenperin menargetkan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 5,4 persen pada tahun depan. Target tersebut lebih rendah ketimbang proyeksi realisasi tahun ini yang sebesar 5,6 persen.
Menurut Airlangga, target pertumbuhan yang lebih rendah disesuaikan dengan kondisi ekonomi global saat ini. Apalagi, pertumbuhan ekonomi dunia juga diproyeksi tumbuh lebih lambat.
"Saya pikir, kita perlu meluruskan norma baru dimana pertumbuhan China sudah single digit. Jadi, kita harus menerima realita baru dalam situasi perekonomian baru," terang dia.
(ulf/bir)
ARTIKEL TERKAIT

Pembangunan 18 Kawasan Industri di Luar Jawa Dikebut
Ekonomi 11 bulan yang lalu
Defisit Perdagangan Tembus US$2 Miliar pada November 2018
Ekonomi 11 bulan yang lalu
Kemenhub Bangun Enam Terminal Barang di Perbatasan pada 2019
Ekonomi 11 bulan yang lalu
Dubes Sebut ISPO Belum Diakui untuk Ekspor Sawit ke Eropa
Ekonomi 1 tahun yang lalu
Nilai Ekspor Mebel dan Kerajinan Kayu 2018 Tembus Rp20 T
Ekonomi 1 tahun yang lalu
Nilai Ekspor Kayu Lapis Anjlok hingga Rp16 Triliun
Ekonomi 1 tahun yang lalu
BACA JUGA

Melihat Seteru Jepang-Korsel, Tetangga yang Susah 'Move On'
Internasional • 12 July 2019 07:26
Ekspor Otomotif ke Australia Terbuka Selain Mobil Listrik
Teknologi • 26 April 2019 14:25
Buka Pameran di Kemenperin, JK Goreskan Angka Satu
Nasional • 26 March 2019 16:48
Mulai September, 12.000 Unit Ertiga Diekspor ke 29 Negara
Teknologi • 19 August 2018 00:43
TERPOPULER

Pecat Dirut Garuda, Erick Thohir Dapat Karangan Bunga
Ekonomi • 1 jam yang lalu
Menhub Sebut Direktur Keuangan Jadi Plt Dirut Garuda
Ekonomi 2 jam yang lalu
Usai Kasus Harley, Pesawat Garuda Dikabarkan Bawa Ferrari
Ekonomi 4 jam yang lalu