Jakarta, CNN Indonesia --
Indeks Harga
Saham Gabungan (
IHSG) diprediksi melemah pada Selasa (8/1). Kondisi ini terjadi setelah indeks menguat selama tiga hari berturut-turut sejak pekan lalu.
Dennies Christoper Jordan, Analis Artha Sekuritas menilai hal tersebut dari kacamata teknikal. Namun, pelemahan indeks kemungkinan akan terbatas dibantu oleh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
"Secara teknikal mengindikasikan akan terjadi pelemahan dalam jangka pendek," kata Dennies seperti dikutip dari risetnya, Selasa (8/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rupiah kemarin sore memang melaju kencang di zona hijau. Bahkan, nyaris menyentuh area Rp13.900 per dolar AS. Tepatnya rupiah berada di Rp14.090 per dolar AS dengan penguatan 1,26 persen.
"IHSG diprediksi melemah,
support 6.242-6.264
resistance 6.331-6.376," papar Dennies.
Hal yang sama diungkapkan Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah. Peluang indeks untuk bertahan di zona merah seakan tertutup lantaran sudah terlalu mahal saat ini.
"Diperkirakan IHSG bergerak cenderung melemah dengan
support resistance 6.231-6.317," ungkap Lanjar dalam risetnya.
Bila dilihat, pekan lalu indeks hanya ditutup merah pada perdagangan 2 Januari 2019. Artinya, pasar saham Indonesia lebih banyak bertengger di zona hijau, sehingga sepanjang pekan pertama 2019 IHSG menguat 1,29 persen ke level 6.274 dari pekan sebelumnya 6.194.
Jika kemarin saja, penguatan yang terjadi sebesar 0,2 persen atau 12,68 poin ke level 6.287. Pelaku pasar asing masih mencatatkan beli bersih (
net buy) di pasar reguler sebesar Rp472,61 miliar.
Kondisi ini sejalan dengan bursa saham Wall Street yang juga menutup awal pekannya di teritori positif. Lihat saja, Dow Jones naik 0,42 persen, S&P500 0,7 persen, dan Nasdaq Composite 1,26 persen.
(aud/agt)