Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (
ESDM) menargetkan investasi
ketenagalistrikan mencapai US$12,04 miliar pada 2019. Target tersebut merosot dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 untuk tahun lalu sebesar US$19,6 miliar maupun target Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2018 sebesar US$12,2 miliar.
Sementara itu, realisasi investasi ketenagalistrikan tahun ini hanya mencapai US$11,28 miliar.
"Target investasi 2019 US$12,04 miliar," ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Andy Noorsaman Sommeng di Jakarta, Kamis (10/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Investasi listrik mencakup investasi yang dilakukan PT PLN (Persero), produsen listrik swasta (IPP), wilayah usaha, pabrikan dan izin operasi (IO).
Andy mengingatkan listrik penting untuk mendukung pembangunan. Untuk itu, investasi ketenagalistrikan yang besar masih diperlukan tak hanya untuk memperluas jangkauan, tetapi juga meningkatkan keandalan sistem ketenagalistrikan, terutama di luar Jawa.
Di tempat yang sama, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu menambahkan penurunan target investasi disebabkan oleh semakin meningkatnya rasio elektrifikasi yang sudah mencapai 98,3 persen.
"Rasio elektrifikasi kita kan sudah 98,3 persen tentunya investasi agak menurun," ujarnya.
Selain itu, penyesuaian nilai investasi juga terjadi akibat perubahan waktu operasional proyek pembangkit
(commercial operation date/COD) yang menyesuaikan dengan pergeseran RUPTL.
Jisman mengungkapkan sebagian besar investasi listrik dialokasikan untuk proyek pembangkit listrik, transmisi dan distribusi, serta gardu induk.
Lebih lanjut, Jisman optimistis target investasi ketenagalistrikan tahun ini bisa tercapai. Pasalnya, kementerian akan berupaya untuk mendapatkan data investasi ketenagalistrikan lebih realistis, tidak hanya mengandalkan data dari BKPM dan PLN tetapi juga dari wilayah usaha seperti Batam dan Cikarang. Tahun lalu, kementerian baru mengumpulkan sebagian data investasi sektor ketenagalistrikan di wilayah usaha.
"Wilayah usaha juga investasi di sana. Tahun ini kami coba meminta, menyurati langsung, dan menyurati untuk memberikan format yang mudah untuk pelaporan (investasi)," pungkasnya.
(sfr/agi)