
Pengelola Pasar Cipinang Ragukan Mimpi Bulog Ekspor Beras
CNN Indonesia | Kamis, 24/01/2019 15:44 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- PT Food Station Tjipinang Jaya yang merupakan pengelola Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) meragukan mimpi Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) yang ingin ekspor beras Maret mendatang. Direktur Utama Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi mengatakan keraguan ia dasarkan pada tingkat kebutuhan beras nasional.
Menurutnya, saat ini kebutuhan beras nasional masih cukup besar. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah masih membuka keran impor beras.
"Maka itu, untuk beras reguler lebih bijaksana kalau penuhi kebutuhan dalam negeri dulu," ucapnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (24/1).
Data Kementerian Pertanian (Kementan), jumlah produksi beras nasional tahun kemarin mencapai 80 juta ton atau setara 46,5 juta ton beras. Sementara jumlah konsumsi masyarakat sekitar 33,46 juta ton.
Meski posisi beras saat ini mencukupi, namun menurutnya, jumlah pasokan masih belum cukup stabil, sehingga perlu persiapan yang lebih dalam sebelum akhirnya benar-benar kebijakan ekspor beras diberlakukan. Persiapan salah satunya, perlu dilakukan dalam bidang infrastruktur hingga akses pasar.
"Yang lebih penting saat ini membangun infrastruktur supaya dapat bersaing di pasar internasional secara pararel dengan pemenuhan kebutuhan nasional," jelasnya.
Kendati begitu, Arief percaya ekspor bukan hal yang benar-benar tidak mungkin bagi tanah air. Sebab, beberapa jenis beras memungkinkan untuk dijual ke pasar luar negeri. Misalnya, beras merah dan beras hitam.
"Itu beras yang langka, anti oksidan, dan berserat tinggi, bisa ke negara maju seperti Eropa. Lalu, beras organik atau beras kesehatan juga sangat mungkin dilakukan," katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso berkeinginan untuk mengekspor beras saat masa panen raya pada Maret mendatang. Ekspor bakal dilakukan jika gudang beras milik Bulog tak cukup menyerap beras hasil panen raya.
"Di Maret hingga April nanti, mungkin kami akan menyerap 1,8 juta ton dan kami tidak bisa menyerap lebih banyak lagi. Kami sedang berpikir untuk menjual hasil produksi panen beras petani ke beberapa negara karena mungkin mereka butuh dari Indonesia," ucapnya. (uli/agt)
Menurutnya, saat ini kebutuhan beras nasional masih cukup besar. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah masih membuka keran impor beras.
"Maka itu, untuk beras reguler lebih bijaksana kalau penuhi kebutuhan dalam negeri dulu," ucapnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (24/1).
Data Kementerian Pertanian (Kementan), jumlah produksi beras nasional tahun kemarin mencapai 80 juta ton atau setara 46,5 juta ton beras. Sementara jumlah konsumsi masyarakat sekitar 33,46 juta ton.
Meski posisi beras saat ini mencukupi, namun menurutnya, jumlah pasokan masih belum cukup stabil, sehingga perlu persiapan yang lebih dalam sebelum akhirnya benar-benar kebijakan ekspor beras diberlakukan. Persiapan salah satunya, perlu dilakukan dalam bidang infrastruktur hingga akses pasar.
"Yang lebih penting saat ini membangun infrastruktur supaya dapat bersaing di pasar internasional secara pararel dengan pemenuhan kebutuhan nasional," jelasnya.
Kendati begitu, Arief percaya ekspor bukan hal yang benar-benar tidak mungkin bagi tanah air. Sebab, beberapa jenis beras memungkinkan untuk dijual ke pasar luar negeri. Misalnya, beras merah dan beras hitam.
"Itu beras yang langka, anti oksidan, dan berserat tinggi, bisa ke negara maju seperti Eropa. Lalu, beras organik atau beras kesehatan juga sangat mungkin dilakukan," katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso berkeinginan untuk mengekspor beras saat masa panen raya pada Maret mendatang. Ekspor bakal dilakukan jika gudang beras milik Bulog tak cukup menyerap beras hasil panen raya.
"Di Maret hingga April nanti, mungkin kami akan menyerap 1,8 juta ton dan kami tidak bisa menyerap lebih banyak lagi. Kami sedang berpikir untuk menjual hasil produksi panen beras petani ke beberapa negara karena mungkin mereka butuh dari Indonesia," ucapnya. (uli/agt)
ARTIKEL TERKAIT

Klaim Beras Stabil, Pedagang Beras Larang Jokowi ke Cipinang
Ekonomi 3 minggu yang lalu
Kementan Siapkan 900 Ribu Mesin Pengering Jelang Panen Beras
Ekonomi 3 minggu yang lalu
Buwas Enggan Disalahkan, Meski Impor Jagung Tak Maksimal
Ekonomi 3 minggu yang lalu
Bulog 'Mimpi' Ekspor Beras saat Panen Raya Maret 2019
Ekonomi 3 minggu yang lalu
Harga Beras di Pasar Cikini Melesat Sentuh Rp14 Ribu per Kg
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Kantongi Izin, Bulog Siap Sebar 30 Ribu Ton Jagung Impor
Ekonomi 1 bulan yang lalu
BACA JUGA

Netizen 'Serang' Tagar #BerasKitaSurplus Kementan
Teknologi • 24 October 2018 15:07
Irman Gusman Ajukan PK Kasus Suap Gula Impor Bulog
Nasional • 01 October 2018 17:17
Budi Waseso Kirim Logistik dan Relawan Pramuka ke Palu
Nasional • 01 October 2018 11:39
Moeldoko Sebut Pemerintah Masih Perlu Impor Beras
Nasional • 20 September 2018 14:54
TERPOPULER

Empat Bumerang Prabowo Kala Serang Jokowi di Debat Pilpres
Ekonomi • 59 menit yang lalu
Debat Capres Gagal Tawarkan Solusi Konkret di Bidang Ekonomi
Ekonomi 3 jam yang lalu
Sudah Jenuh Jual, IHSG Berpeluang Kembali Menguat
Ekonomi 1 jam yang lalu