Mayora Indah Incar Rp555 Miliar dari Ekspor ke Rusia

CNN Indonesia
Kamis, 07 Feb 2019 06:00 WIB
Mayora mengincar US$40 juta atau Rp555,8 miliar dari hasil ekspor produk ke Rusia tahun ini sebanyak 2.000 kontainer.
(CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Mayora Indah Tbk menargetkan bisa mengantongi US$40 juta setara Rp555,8 miliar mengacu kurs Rp13.895 per dolar AS, dari ekspor produk ke Rusia tahun ini. Angka itu meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan realisasi ekspor perusahaan ke Rusia tahun lalu sebesar US$20 juta.

Direktur Mayora Grup Andre Atmadja menjelaskan tahun lalu perusahaan dengan kode saham MYOR itu mengirim produk sebanyak 1.000 kontainer. Jumlah itu meningkat 30 persen dari capaian tahun sebelumnya. Tahun ini, kata Andre, perseroan makin optimis mematok target ekspor ke Rusia karena kelahiran produk barunya.

"Target kami 2019 (ekspor) sebanyak 2.000 kontainer karena ada varian baru produk biskuit, yaitu Coffeejoy, dan produk kopi baru, yaitu Torabika Machiatto. Dengan produk baru ditambah dengan Machiatto sendiri, kami yakin bisa mencapai 2.000 kontainer senilai 40 juta," tutur Andre di kantor pusat Mayora Indah, Rabu (6/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Andre melanjutkan produk unggulan Mayora Indah di Rusia adalah produk kopi instan merek Torabika Cappucino. Menurutnya, pasar Rusia ialah pasar yang potensial, mengingat tingkat konsumsi kopi yang cukup besar dibandingkan dengan negara lain.

Selain itu, Rusia juga merupakan negara dengan populasi terbesar ke-sembilan di dunia. Untuk meningkatkan cakupan pasar Rusia, maka Mayora Indah menambah produk baru dari jenis kopi instan, yaitu Torabika Machiatto dan produk biskuit Coffeejoy.

Dalam kesempatan yang sama, General Manager Ekspor Mayora Indonesia Hartono Gunawan bilang perseroan telah membangun kerja sama dengan Rusia selama satu dekade atau 10 tahun.


Namun, dalam lima tahun terakhir, perseroan lebih fokus untuk menggarap pasar Rusia. Ia menyebut perseroan terlebih dulu telah melakukan pendalaman pasar Rusia sebelum mengirimkan produk.

"Sebelum meluncurkan produk, kami harus membuat riset bagaimana habit (kebiasaaan) masyarakat Rusia dan meriset kekuatan kompetitor," imbuhnya.

Selain ke Rusia, perseroan tercatat telah merambah pasar internasional di lebih dari 100 negara. Antara lain, pasar Asia Tenggara, China, India, Timur Tengah, Amerika Serikat, Irak, hingga Palestina.


Saat ini, Mayora Indah memiliki 29 pabrik yang terdiri dari 24 pabrik di Indonesia dan 5 di luar negeri. Produsen produk konsumsi ini juga telah mempekerjakan 51 ribu karyawan dan memberdayakan 70 ribu petani jagung, kopi, dan ketela.

Pabrik di Rusia

Dalam kesempatan yang sama Duta Besar Rusia untuk Indonesia He Lyudmila Vorobieva mendorong Mayora Indah untuk membangun pabrik di Rusia. Ia meyakini dengan investasi tersebut, membuka peluang bagi Mayora Indah untuk masuk ke pasar negara-negara di Eropa Asia (Eurasia), tidak hanya ke Rusia.

Menanggapi ajakan tersebut, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pun menyatakan dukungannya bagi Mayora Indah untuk membuka pabrik di Rusia. Sebab, pertumbuhan permintaan kopi Indonesia dari AS, Eropa, dan Jepang sekitar 3 persen setiap tahun.


Dengan tingkat permintaan tersebut, ia meyakini Mayora Indah bisa berkembang di pasar Eurasia. "Secara khusus di negara-negara yang dingin, seperti di Finlandia, konsumsi kopi tinggi sekali, sehingga dengan demikian kami percaya bukan hanya Torabika Cappucino tapi semua produk yang dimiliki Mayora akan bisa diterima dan dinikmati masyarakat," tutur Enggar.

Menjawab dukungan tersebut, Andre mengatakan peluang pembukaan pabrik di Rusia. Namun demikian, perusahaan memiliki target angka tertentu sebagai persyaratan untuk bisa mendirikan pabrik di Rusia.

"Kalau 1.000 kontainer sekarang masih terlalu kecil, mungkin nanti kalau bertambah akan kami pikirkan kembali untuk set up (membangun) pabrik," jelasnya.


Untuk membangun pabrik di luar negeri, lanjut Andre, idealnya jika produk ekspor telah mencapai nilai US$100 juta tiap tahunnya. Selain itu, perseroan juga harus mampu menjawab tantangan di lapangan yang meliputi persaingan harga, distribusi, dan kesadaran masyarakat terkait merek.

"Hal lain, kami harus bisa membaca tren konsumen. Kalau kecenderungan sudah bergerak pindah kami harus bisa inovasi untuk mengikuti tren konsumen," pungkasnya. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER