Menteri Sofyan Pede Bisa Terbitkan 10 Juta Sertifikat di 2019

CNN Indonesia
Kamis, 07 Feb 2019 10:23 WIB
Menteri Agraria dan Tata Ruang yakin pihaknya mampu menerbitkan 10 juta sertifikat baru pada tahun ini atau melampaui target yang diberikan Jokowi.
Warga mengangkat sertifkat tanah saat Penyerahan Sertifikat Tanah untuk Rakyat di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (4/12). (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil optimis bisa menerbitkan 10 juta sertifikat tanah tahun ini. Jumlah tersebut lebih tinggi dari mandat yang diberikan Presiden Joko Widodo di 2019 yang hanya 9 juta sertifikat tanah.

"Saya yakin teman-teman targetnya bisa di atas 9 juta (sertifikat tanah), berapa? Pasti di atas 10 juta," ujarnya di Hotel Shangri-La, Rabu (6/2).

Optimisme Sofyan bukan tanpa alasan. Optimisme ia sampaikan lantaran tahun ini Kementerian ATR bisa melampaui target penerbitan 7 juta sertifikat yang dipatok Presiden Jokowi di 2018 kemarin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengungkapkan pemetaan, pengukuran, dan pendaftaran tanah oleh Kementerian ATR mencapai 9.135.006 bidang tanah pada Desember 2018. Itu berarti, realisasi penerbitan sertifikat sebesar 133 persen atau lebih tinggi dibandingkan target yang ditetapkan.


Namun demikian, lanjutnya, dari 9,3 juta bidang yang telah dipetakan tersebut, baru 6.021.340 bidang atau setara 86 persen yang memenuhi syarat sertifikasi kategori klaster K1. Sedangkan sisanya sebanyak 3.293.666 bidang masih dalam bentuk klaster 2, 3, dan 4.

Untuk diketahui, klaster 1 merujuk kepada bidang tanah yang data yuridisnya telah memenuhi syarat untuk sampai diterbitkan sertifikat hak atas tanah. Sementara, klaster 2 merupakan bidang tanah yang data yuridisnya memenuhi syarat untuk diterbitkan namun terdapat perkara di pengadilan.

Lalu, Klaster 3 adalah bidang tanah yang subjek atau objeknya tidak memenuhi syarat untuk diterbitkan sertifiikat. Terakhir, klaster 4, yaitu bidang tanah yang sudah bersertifikat namun belum tersedia Peta Bidang Tanah (PBT) dan perlu penyesuaian menjadi PBT berkoordinat global.

"Kami akan mencapai program yang sudah ditetapkan di tahun anggaran ini," tukas Sofyan.

(ulf/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER