Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Perhubungan mengaku tengah mengirimkan inspektur untuk memantau harga jual
tiket pesawat. Seperti diketahui,
harga tiket pesawat yang dijual maskapai penerbangan saat ini disebut masih 'selangit.'
"Saat ini, kami sudah melakukan banyak sekali monitoring dengan mengirim inspektur-inspektur kami untuk memantau harga tiket yang memang harganya masih di bawah koridor yang ditetapkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 14 Tahun 2016," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Polana Pramesti, Rabu (13/2).
Sesuai Permenhub tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas dan Batas Bawah Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri, kira-kira pengaruh harga avtur terhadap harga jual tiket pesawat sekitar 24 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, selain avtur, Polana melanjutkan harga jual tiket pesawat juga dipengaruhi berbagai faktor, antara lain nilai tukar dan jasa-jasa terkait lainnya.
"Kalau kemarin pak Presiden (Jokowi) menyampaikan harga avturnya 40 persen, memang kami saat ini sedang dalam proses mengkaji kembali komponen-komponen atau variabel-variabel yang memengaruhi tarif dasar airline (maskapai)," kata Polana.
Terkait harga avtur yang disebut mahal, ia menegaskan bahwa penetapan tersebut di luar kewenangan Kemenhub. Menurut dia, harga avtur menjadi kewenangan Pertamina atau Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Yang jelas, ia melanjutkan jika harga avtur turun nantinya, tentunya akan memengaruhi komponen biaya pembentuk harga tiket pesawat. Pun demikian, ia mengklaim kajian masih dilakukan oleh tim Litbang Kemenhub.
"Litbang melakukan kajian hari ini dan besok memanggil maskapai untuk melakukan perhitungan kembali terhadap tarif-tarif tersebut. Kemudian dari direktorat jenderal angkutan udara juga hari inin sedang rapat dengan maskapai terhadap tarif. imbuh Polana.
Saat menghadiri Rakernas PHRI, Jokowi sempat meminta PT Pertamina (Persero) untuk menurunkan harga BBM jenis avtur yang digunakan maskapai. "Terus terang saya kaget, saya baru tahu dari pak CT (Chairul Tanjung) mengenai avtur yang dijual di Soekarno Hatta itu dimonopoli oleh Pertamina sendiri," tandasnya.
(glh/bir)