Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Pengawas Persaingan Usaha (
KPPU) mengaku belum menerima aduan dari maskapai AirAsia terkait dugaan persaingan tak sehat yang dialami maskapai asal Malaysia tersebut. Lembaga tersebut pun belum berinisiatif untuk melakukan penelitian atas dugaan tersebut lantaran belum memiliki bukti-bukti dasar.
Sebelumnya, manajemen AirAsia menduga ada upaya persaingan tidak sehat yang dilakukan kompetitor melalui agen perjalanan dalam jaringan (online travel agent/OTA), seperti Traveloka dan Tiket.com. Dugaan tersebut seiring dengan penawaran tiket AirAsia yang menghilang di kedua situs tersebut selama hampir sepekan.
Juru Bicara sekaligus Anggota Komisioner KPPU Guntur Saragih mengatakan kejadian yang dialami oleh AirAsia sebenarnya berpotensi menjadi dugaan persaingan tidak sehat. Namun, KPPU belum memiliki bukti-bukti dasar untuk menindaklanjuti hal ini masuk ke ranah penelitian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, minimnya bukti awal juga membuat KPPU tidak bisa memasukkan kasus ini ke penelitian atas dasar inisiatif lembaga.
"Itu berpotensi masuk ke domain persaingan usaha tidak sehat, tapi kami masih tunggu. AirAsia sudah sampaikan ke publik, maka kami dorong agar bisa dilaporkan aduannya ke kami juga," ucap Guntur di kantornya, Rabu (20/2).
Direktur Niaga AirAsia Rifai Taberi sempat menduga ada indikasi persaingan usaha yang tidak sehat dari kompetitor karena kedua situs tidak menampilkan penawaran penjualan tiket dari maskapai. Menurutnya, sangat memungkinkan ada maskapai kompetitor yang menekan OTA, terutama dengan pangsa pasar paling besar.
Sementara, menurut Rifai, pihak Traveloka dan Tiket.com berdalih ada kesalahan sistem. Meski dari sistem AirAsia ia merasa tidak ada masalah teknis sedikit pun. Toh buktinya, penawaran tiket AirAsia masih bisa dilakukan di situs OTA lain, seperti Nusatrip.
"Kami melihat adanya indikasi, adanya perintah yang memberikan tekanan kepada OTA," jelasnya.
CNNIndonesia.com telah mencoba menghubungi pihak Traveloka dan Tiket.com. Namun, hingga berita ini diturunkan belum ada penjelasan resmi dari kedua agen perjalanan daring tersebut.
(uli/agi)