Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Stabil pada Tahun Politik

CNN Indonesia
Rabu, 27 Mar 2019 13:37 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi akan stabil pada tahun politik sepanjang 2018, dipicu sikap bank sentral AS Federal Reserve tak lagi agresif.
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi akan stabil pada tahun politik sepanjang 2018. Hal itu dipicu sikap bank sentral AS Federal Reserve yang tak lagi agresif menaikkan suku bunga acuan tahun ini.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Putu Rusta Adijaya menilai hal itu terjadi karena pelambatan ekonomi AS. Nilai tukar rupiah terapresiasi seiring dengan kepercayaan investor pada ekonomi Indonesia di tengah pelambatan ekonomi global.

"Posisi dovish The Fed perlu diwaspadai oleh otoritas moneter di seluruh dunia, terutama di negara berkembang. Posisi itu menandakan The Fed juga concern terhadap pertumbuhan ekonomi dunia yang diproyeksi turun 0,2 persen pada 2019 dan 0,1 persen pada 2020," papar Putu dalam keterangan tertulis, Rabu (27/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itu, Bank Indonesia disarankan perlu memperkuat kerja sama dengan bank sentral negara tetangga, seperti Singapura, Thailand dan Malaysia untuk mekanisme Local Currency Swap (LCS). Penerapan kebijakan ini dapat memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah di tengah pelambatan ekonomi global dan perang dagang.


Namun, Putu juga mengimbau pemerintah perlu waspada terhadap berbagai risiko yang hadir, termasuk perang dagang antara Amerika Serikat dengan China. Perang dagang harus diantisipasi supaya tidak berkembang menjadi currency war atau perang nilai tukar.

"Kalau China mendevaluasi mata uangnya lagi, maka nilai tukar Renminbi akan semakin melemah," kata dia.

Jika hal ini terjadi, maka ekspor mereka akan semakin murah sehingga barang-barang akan tersebar ke seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Pada akhirnya, hal ini akan mengurangi daya saing produk Indonesia.

"Asumsi ceteris paribus, Indonesia akan mengimpor barang dari China, terjadi trade deficit, dan mempengaruhi nilai tukar Rupiah," jelas Putu.


Pemerintah juga perlu mewaspadai kondisi Current Account Deficit (CAD) karena salah satu komponen dari CAD ini adalah trade balance. Jika terjadi currency war, maka jumlahCAD akan semakin besar dan investor akan bersikap spekulatif yang akhirnya mempengaruhi nilai tukar secara mendalam. (lav/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER