Fakta dari Keluhan Tarif Listrik Ibu Mia versi Sandiaga Uno

CNN Indonesia
Minggu, 14 Apr 2019 12:22 WIB
Keluhan kenaikan tarif listrik ibu Mia yang diceritakan Cawapres Sandiaga dinilai bertolak belakang dengan kebijakan PLN menurunkan tarif listrik 1 Maret 2019.
Keluhan kenaikan tarif listrik ibu Mia yang diceritakan Cawapres Sandiaga Uno dinilai bertolak belakang dengan kebijakan PLN menurunkan tarif listrik 1 Maret 2019 lalu. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia -- Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno mengisahkan keluhan tarif listrik yang dikeluhkan ibu Mia, warga yang ditemuinya saat kampanye jelang pilpres 2019. Menurut Sandi, ibu Mia di Tegal terpaksa merogoh kocek lebih dalam karena tagihan listrik di rumahnya tembus Rp1 juta.

Seperti apa faktanya?

Pada 1 Maret 2019, PT PLN (Persero) resmi menurunkan tarif listrik untuk 21 juta rumah tangga pelanggan R-1 900 Volt Ampere (VA). Penurunan tarif listrik ini dilakukan dalam rangka pemberian insentif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan insentif tersebut, 21 juta rumah tangga pelanggan R-1 900 VA yang selama ini membayar tagihan listrik sebesar Rp1.352 per kWh, kini dipangkas menjadi hanya Rp1.300 per kWh.


Ekonom Universitas Indonesia Ari Kuncoro menilai pasangan Capres Prabowo Subianto - Cawapres Sandiaga Uno tidak memiliki pemikiran out of the box dan tidak konstruktif dalam memahami persoalan ekonomi.

"Dalam manajemen, ekonomi itu bukan untuk menyenangkan satu pihak. Harus bisa dilihat persoalan besarnya, sehingga keputusan yang diambil tidak merugikan pihak lain. Bukan sekadar menerima keluhan orang per orang," ujarnya usai debat capres terakhir di Hotel Sultan, Jakarta, mengutip Antara, Sabtu (13/4) malam.

Ungkapan Ari tersebut mencontohkan kisah ibu Mia seperti diceritakan Sandi yang mengeluh kenaikan tarif listrik. Menurut dia, seorang pemimpin harus mencari solusi untuk menyelesaikan persoalan, bukan cuma mendengarkan keluhan orang per orang.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform Fabby Tumiwa sempat menyebut bahwa janji kubu Prabowo-Sandi untuk menurunkan tarif listrik tidak jelas. Apalagi, rata-rata tarif listrik saat ini sudah di bawah tingkat yang dapat menjaga keberlanjutan usaha PLN.


"Dengan tarif saat ini, margin yang diterima PLN di bawah 4 persen. Padahal, idealnya, PLN mendapatkan margin 10 persen, sehingga dapat beroperasi dan berekspansi secara sehat," jelasnya.

Dalam debat capres terakhir, Sandi menjanjikan swasembada energi, selain swasembada pangan. Salah satu upaya swasembada energi adalah menggunakan energi biofuel dan memanfaatkan 10 juta hektare (ha) lahan rusak.

"Bersama Prabowo-Sandi, kita turunkan harga listrik dan pastikan harga sembako murah tanpa penerbitan kartu-kartu baru," imbuh Sandi.

[Gambas:Video CNN] (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER