Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (
BUMN)
Rini Soemarno mengatakan kementeriannya akan hilang jika rencana pembentukan
super holding BUMN terbentuk. Wacana pembentukan
super holding BUMN ini dilontarkan oleh Calon Presiden Joko Widodo (
Jokowi) pada debat Pemilihan Presiden (Pilpres) terakhir yang digelar Sabtu, (13/4).
"Kementerian BUMN akan hilang. Jadinya nanti ada
super holding," kata Rini di Gedung BEI, Senin (15/4).
Rini mengatakan
super holding akan bertanggung jawab langsung kepada presiden RI. Pemerintah tetap akan menjadi pemegang saham dari
super holding maupun perusahaan
holding di bawahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan demikian katanya, pemerintah masih memiliki kontrol pengawasan kepada
super holding dan perusahaan
holding di bawahnya. Ia hanya mengatakan birokrasi super holding akan berbeda dengan kementerian.
"Yang diharapkan bapak presiden itu kan betul-betul bahwa BUMN dikelola secara profesional. Jadi, yang mengawasi harus orang-orang profesional, bukan orang-orang birokrasi," tuturnya.
Ia menyatakan
super holding nantinya akan serupa dengan yang dimiliki Singapura, Temasek Holdings dan Malaysia, Khazanah Nasional Berhad.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan
super holding BUMN akan memudahkan perusahaan-perusahaan pelat merah untuk berkembang. "Kami akan membangun
holding-holding BUMN, konstruksi dan karya, migas, kemudian yang berkaitan dengan pertanian dan perkebunan. Nantinya akan ada
super holding," ujarnya.
Pembentukan
super holding sendiri telah digagas pada masa kepemimpinan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN pada Kabinet Pembangunan VII, Tanri Abeng. Namun, belum terealisasi.
[Gambas:Video CNN]Saat ini, pemerintah tercatat telah membentuk
holding perusahaan di beberapa sektor, yakni holding semen, perkebunan, perhutani, dan pupuk.
Tahun lalu, pemerintah telah membentuk
holding migas. Dalam
holding BUMN migas, PT Pertamina (Persero) ditunjuk sebagai induk. Anggota holding BUMN migas terdiri dari PT Pertamina Gas (Pertagas) dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN).
Pada tahun yang sama, pemerintah juga telah membentuk
holding BUMN tambang. Dalam holding BUMN tambang, PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) didapuk sebagai induk, sementara anggota perusahaan terdiri dari, PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, dan PT Timah Tbk.
(ulf/agt)