Jakarta, CNN Indonesia -- PT Kereta Cepat Indonesia Cina (
KCIC) tengah membangun Transit Oriented Development (TOD) di stasiun pemberhentian
kereta cepat Jakarta-Bandung. Rencananya, proyek ini akan menelan dana hingga US$10 miliar atau setara dengan Rp140 triliun.
Direktur TOD dan Legal KCIC Dwi Windarto mengatakan TOD adalah konsep hunian yang terintegrasi langsung dengan sarana transportasi. Rencananya, TOD ini akan dibangun di dekat stasiun pemberhentian kereta cepat yang berada di Halim Perdanakusumah, Walini, Karawang, dan Tegalluar.
"Nanti di dalam TOD tersebut akan ada mall, retail, hotel.
Mixed use, jadi ada
residential kemudian dilengkapi beberapa fasilitas seperti rumah sakit," jelas Dwi, Selasa (11/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk membangun superblok tersebut, perusahaan membutuhkan lahan seluas 1.862,6 hektare (ha) dengan rincian kebutuhan di Halim Perdanakusumah sebesar 2,6 ha, Karawang 250 ha, Walini 1.270 ha, dan Tegalluar seluas 340 ha. Dari seluruhnya, ia menyebut kesiapan lahan di Halim dan Walini sudah 100 persen, sementara lahan di Karawang dan Tegalluar masih dalam proses pembebasan.
Ia juga menyebut, kebutuhan lahan di Halim memang terbilang paling sedikit lantaran perusahaan hanya mengantongi lahan 18,6 ha saja dari TNI AU untuk proyek kereta cepat.
"Dari 18,6 ha itu, kami pakai 2,6 ha untuk mengembangkan kawasan TOD," jelasnya.
Sejauh ini, ia mengatakan banyak tenant yang sudah berminat untuk berusaha di kawasan tersebut. Ia berharap, TOD ini bisa menambah pendapatan KCIC selain pendapatan jasa transportasi.
"Kereta cepat ini beroperasi 2021 mendatang, kami harapkan pada saat itu sudah ada bagian TOD yang juga ikut beroperasi," pungkas dia.
Kereta cepat Jakarta-Bandung rencananya memiliki panjang 142,3 kilometer (km) dan melewati empat stasiun. Hingga awal September, tingkat kemajuan proyek ini sudah mencapai 32,8 persen dan bisa rampung dua tahun mendatang.
[Gambas:Video CNN] (hns/glh)