Jakarta, CNN Indonesia -- Almarhum Presiden RI ketiga Bacharrudin Jusuf
Habibie meninggalkan banyak karya bagi bangsa Indonesia. Keluarga Habibie rupanya tak hanya menguasai ilmu dan teknologi di sektor dirgantara, mereka juga mahir di dunia
bisnis.
Tak banyak yang tahu bahwa keluarga Habibie memiliki induk bisnis yang menaungi sejumlah sektor usaha, yakni Grup Ilthabi Rekatama.
Dirangkum dari berbagai sumber, Gurita bisnis ini berfokus pada empat bidang bisnis, yaitu bidang industri manufaktur, bidang teknologi informasi, bidang industri sumber daya alam, dan bidang keuangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bidang Industri Manufaktur Ilthabi Rekatama memiliki anak perusahaan pada usaha pabrikasi untuk pengecoran dan pendinginan seperti produksi radiator, sistem teknik pendingin untuk refrigerasi dan klimitisasi. Usaha ini dijalankan oleh putra sulungnya, Ilham Akbar Habibie.
Dalam Bidang Teknologi Informasi, Ilthabi Rekatama memiliki media online bernama Orbit Digital. Media itu merupakan lanjutan dari versi cetak Majalah Orbit yang diterbitkan oleh Hasri Ainun Habibie.
Grup itu juga memiliki bisnis pertambangan PT Ilthabi Bara Utama sebagai bentuk dari fokusnya pada bidang industri sumber daya alam berupa pertambangan batu bara. Perusahaan ini kemudian dijual ke Bayan Resource agar lebih fokus pada PT Ilthabi Energia yang mengembangkan bisnis energi alternatif, yaitu Coal Bed Methane.
Ilthabi Rekatama memiliki PT Krakatau Ilthabi Adhijaya yang membuat pabrik pig iron atau logam panas untuk bahan baku pembuat baja. Selain itu, pada bidang ini, Ilthabi Rekatama memiliki Tanaman Hutan Rakyat (TAHURA) pada PT Ilthabi Sentra Herbal yang berlokasi di Bandung Utara.
TAHURA disebut-sebut melakukan penelitian dan pengembangan etnofarmasi melalui pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman obat untuk diolah menjadi produk herbal.
Terakhir, Grup ini memiliki perusahaan jasa keuangan PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk yang merupakan usaha pertama yang dibangun oleh keluarga Habibie.
Semasa hidupnya, B.J. Habibie juga berjasa besar dalam sektor penerbangan dengan mendirikan PT Indonesia Pesawat Terbang Nurtanio pada 1976 dengan 20 orang sebagai pekerja awalnya.
Kala itu, pabrik ini tumbuh menjadi satu-satunya pabrik pesawat besar di Asia Tenggara. Kemudian pabrik tersebut berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 1985, sebelum akhirnya kini dikenal sebagai PT Dirgantara Indonesia.
[Gambas:Video CNN] (hns/lav)