Jakarta, CNN Indonesia -- Hari Listrik Nasional (HLN) selalu diperingati pada 27 Oktober setiap tahunnya. Momen HLN ini pun menjadi momen bagi Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) dalam menyampaikan peluang, tantangan, dan hal-hal yang harus diselesaikan para pemangku kepentingan untuk mendorong pembangunan nasional.
Dalam memperingati hari tersebut, MKI bekerja sama dengan Himpunan Ahli Pembangkit Tenaga Listrik (Hakit), Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia (MASKEEI), dan
Indonesian National Committee of the International Council on Large Electric Systems (CIGRE) mengadakan acara Hari Listrik Nasional ke-74 yang menjadi tempat bertemunya pelaku bisnis di bidang kelistrikan dan energi pada umumnya.
Acara yang akan digelar pada 9 -11 Oktober ini bertempat di Jakarta Convention Center (JCC) dan akan dibuka secara langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Acara ini juga akan menghadirkan konferensi yang akan dihadiri oleh pelaku-pelaku bisnis yang bergerak dibidang Kelistrikan dan energi pada umumnya, dengan topik pembicaraan yang menarik. Dengan Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Darmawan Prasodjo sebagai
keynote speaker.
Turut hadir juga sebagai pembicara pada konferensi tersebut Presiden Joko Widodo, Menteri Kelistrikan dan energi pada umumnya Ignasius Jonan, Naoki Toda dari TEPCO-Jepang, dan Paul Westin dari
Swedish Energy Agency.
Acara ini juga menghadirkan seminar untuk umum dengan tema "
Facing The Challenges Of Industry 4.0 Era Of Electrical Power Technology" dengan menghadirkan berbagai pembicara yang ternama seperti Ketua Maskeei Jon Respati, Anders Larsson dari Uni Power Sweden dan masih banyak yang lainnya.
Selain itu akan ada pameran yang menghadirkan berbagai eksibitor ternama pada bidang kelistrikan dan energi pada umumnya, Kementrian Indonesia, perguruan tinggi, dan juga asosiasi di bidang energi.
Acara ini diharapkan dapat membantu peserta untuk lebih siap untuk menghadapi tantangan yang akan dihadapi oleh mereka dalam menyambut era industri energi listrik yang baru yaitu era 4.0
MKI sendiri dibentuk pertama kali pada rapat antara Perusahaan Tenaga Listrik dengan asosiasi pada bidang tambang dan energy yang diadakan pada 28 Mei 1994, rapat itu membahas isu tentang sektor tenaga listrik.
Sebuah saran muncul untuk membuat sebuah organisasi yang mengatur isu tersebut. Yang pada akhirnya pada 8 Juli 1998, Direktur Jenderal Tenaga Listrik dan Pengembangan Energi mengadakan sebuah rapat dengan 50 (lima puluh) partisipan, yang mewakili pemerintah, perusahaan energi, Asosiasi Konsumen Indonesia,
Asosiasi Industri (AKLI, INKINDO, APKABEL, APPERLINDO, AITTI, APETINDO, APILI, API), Universitas (Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung), dan Ahli Tenaga Listrik.
Semua partisipan menyatakan persetujuannya untuk membentuk sebuah peraturan yaitu No. 48-12/40/600.4/1998, sebagai dasar terbentuknya Konsultasi Nasional Masyarakat Tenaga Listrik Indonesia. Pada rapat berikutnya yaitu pada 3 September 1998 di Auditorium PT. PLN Indonesia dijadikan sebagai hari jadi MKI.
(adv/adv)