Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (
Jokowi) mengatakan mendapatkan masukan dari Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (
SBY) terkait situasi ekonomi global. Masukan diterimanya saat bertemu dengan SBY di Istana Kamis (10/10) ini.
SBY kata Jokowi menyebut Indonesia mesti hati-hati dan waspada terhadap kondisi
ekonomi dunia yang belakangan ini mulai mengarah ke resesi.
"Terutama yang berkaitan dengan situasi eksternal dari sisi ekonomi. Yang kita semuanya harus hati-hati karena adanya perlambatan ekonomi dunia dan masalah yang berkaitan dengan dunia yang kelihatannya menuju sebuah resesi," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (10/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Jokowi tak merinci lebih jauh masukan tersebut. Sebagai informasi, kondisi ekonomi global saat ini memang sedang mengalami ketidakpastian.
Ketidakpastian disebabkan oleh perang dagang antara Amerika Serikat dengan China yang sampai saat ini belum menunjukkan tanda akan segera berakhir. Ketidakpastian juga dipicu konflik geopolitik yang terjadi di kawasan Timur Tengah.
Akibat ketidakpastian tersebut, sejumlah lembaga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Pemangkasan proyeksi tersebut salah satunya dilakukan Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).
Lembaga tersebut memutuskan untuk memangkas proyeksi pertumbuhan global menjadi 2,9 persen pada tahun ini, turun dari perkiraan sebelumnya 3,2 persen.
Tak hanya tahun ini, mereka juga memangkas proyeksi pertumbuhan tahun depan dari yang awalnya mereka ramal masih bisa mencapai 3,4 persen menjadi tinggal 3 persen saja.
[Gambas:Video CNN]Dari dalam negeri Menteri Keuangan Sri Mulyani
Indrawati menyatakan pihaknya mewaspadai gejolak tersebut karena bisa berpengaruh pada kondisi di Indonesia, meski ia tidak memaparkan indikatornya secara rinci.
Kewaspadaan ditingkatkan karena ketidakpastian global sudah memicu terjadinya resesi ekonomi di beberapa negara.
Kendati begitu, ia belum bisa meramal seberapa besar potensi perlambatan ekonomi Indonesia ke depan akibat tertekan penurunan pertumbuhan ekonomi global. Ia hanya meminta publik bersabar menunggu data pasti pertumbuhan ekonomi Tanah Air dari Badan Pusat Statistik (BPS).
(fra/agt)