Jakarta, CNN Indonesia --
Perbankan meyakini pertumbuhan
kredit mampu tembus dua digit tahun depan walau
perekonomian global dan domestik tengah lesu. Kebijakan pemerintah yang masih bagus mereka yakini bakal mengerek permintaan kredit.
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Achmad Baiquni membidik pertumbuhan penyaluran kredit di kisaran 11 persen-13 persen di 2020. Target itu tak jauh berbeda dari tahun ini yaitu 13 persen-14 persen. Sementara itu, pada kuartal III 2019, BNI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit 14,7 persen.
"Tahun depan akan didukung oleh kebijakan pemerintah yang pro pertumbuhan, seperti
omnibus law, super deductible tax, dan melanjutkan reformasi struktural," katanya, Selasa (26/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertumbuhan kredit itu, diyakini bakal mendongkrak pertumbuhan kinerja laba bersih menjadi 15 persen-17 persen. Di samping itu, kenaikan laba juga akan ditopang oleh penurunan biaya dana (
cost of fund) karena BNI fokus untuk meningkatkan komposisi
current account and saving account (CASA) atau dana murah.
"Lebih utama karena kami melakukan ekspansi kredit dan kami menjaga rasio CASA dan peningkatan
fee based income," paparnya.
Hingga kuartal III 2019, BNI mampu meraup laba bersih Rp12 triliun, atau hanya tumbuh 4,7 persen. Hingga akhir tahun, ia bilang pertumbuhan laba bersih tak akan jauh berbeda dari raihan kuartal III 2019.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (
Non Performing Loan/NPL) akan dijaga pada rentang 1,8 persen-2 persen di 2020 dan Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 12 persen-14 persen. BNI akan menggenjot DPK melalui pertumbuhan bisnis digital.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman Arif Arianto menyatakan pihaknya membidik pertumbuhan kredit sebesar 11 persen. Proyeksi itu lebih tinggi dari target pertumbuhan kredit tahun ini di rentang 8 persen-9 persen.
[Gambas:Video CNN]Guna mencapai target itu, Sulaiman menegaskan perseroan akan fokus mendorong segmen kredit ritel. Sepakat dengan BNI, Bank Mandiri juga akan meningkatkan komposisi CASA untuk menjaga
cost of fund.
"Strategi selanjutnya, pengendalian efisiensi sehingga mampu berkompetisi dengan baik," ucapnya.
Dengan capaian kredit itu, Bank Mandiri menargetkan capaian pertumbuhan laba 6 persen -7 persen. Pada kuartal III lalu, laba bank pelat merah itu tumbuh 11,9 persen menjadi Rp20,3 triliun.
Meski kredit digenjot, ia bilang Bank Mandiri akan menjaga kredit macet pada posisi 2,4 persen-2,5 persen, membaik dari target tahun ini 2,5 persen-2,6 persen.
Sejalan dengan target pertumbuhan kredit, DPK juga diproyeksi naik 8 persen-9 persen. Sementara itu, harapannya biaya dana mampu ditekan ke posisi 2,6 persen-2,9 persen dari target tahun ini 2,7 persen-3 persen.
(ulf/agt)