Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (
Jokowi) menegaskan tidak akan tinggal diam dengan diskriminasi
sawit yang dilakukan
Uni Eropa.
"Tentu saja, Indonesia tidak akan tinggal diam dengan diskriminasi ini," ujar Jokowi di hadapan belasan perwakilan bisnis Uni Eropa dan ASEAN di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (28/12).
Menurut Jokowi, diskriminasi sawit telah menjadi batu sandungan dalam penguatan kerja sama ekonomi Eropa dengan Indonesia, termasuk ASEAN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pun demikian, ia memastikan kelapa sawit akan tetap menjadi bagian negosiasi kerja sama ekonomi RI-Uni Eropa (IEU-CEPA).
"Kami menaruh hormat pada hukum dan prinsip-prinsip internasional. Namun, harus saya akui dari sisi ekonomi, kami mengalami batu sandungan. Saya berharap kelompok kerja dapat berkontribusi untuk menyelesaikan masalah kelapa sawit," kata Jokowi.
Usai pertemuan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut terdapat 55 orang delegasi Uni Eropa yang hadir. Delegasi tersebut antara lain berasal dari Ketua Dewan Bisnis Uni Eropa-ASEAN Donald Kanak hingga Dubes Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend.
Airlangga menyebutkan komoditas kelapa sawit yang mendapat diskriminasi dari Eropa, khususnya untuk produk biofuel. Menurutnya, pasar biofuel RI di Eropa mencapai US$650 juta. Sementara, nilai perdagangan RI-Uni Eropa sebesar US$31 miliar.
"Jadi jangan sampai US$650 juta itu mengganggu hubungan bilateral Indonesia dengan EU," jelasnya.
Ketua Umum Partai Golkar itu mengingatkan delegasi Uni Eropa bahwa Indonesia merupakan pembeli terbesar untuk pesawat Airbus. Sampai saat ini masih terdapat pemesanan 200 unit pesawat Airbus.
"Jadi kami cari jalan keluar terkait masalah biofuel di Eropa," tandasnya.
[Gambas:Video CNN] (fra/bir)