Jakarta, CNN Indonesia -- PT
Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT
Inalum sepakat untuk menunda penandatanganan perjanjian definitif terkait divestasi
saham Vale. Dengan kesepakatan tersebut, penandatanganan yang rencananya ditandatangani akhir tahun ini diundur hingga kuartal I 2020 mendatang.
"Vale Indonesia bersama dengan pemegang sahamnya, Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd telah menyetujui perpanjangan tenggat waktu penandatanganan perjanjian-perjanjian definitif," ungkap Chief Financial Officer Bernardus Irmanto dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (31/12).
Dihubungi secara terpisah, Sekretaris Perusahaan Inalum Rendy A Witoelar menyatakan perjanjian definitif yang dimaksud berkaitan dengan jual beli saham antara Vale Indonesia dengan Inalum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Target awal pada akhir Desember," katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama Inalum Orias Petrus Moedak mengatakan bakal segera menyelesaikan proses akuisisi 20 persen saham Vale Indonesia. Hal ini diungkapkan setelah ditetapkan menjadi bos baru Inalum pada November 2019.
"Saya akan lihat, kan sudah hampir setahun saya tinggalin (Inalum). Jadi saya akan lihat sejauh mana (prosesnya)," ucap Orias.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Inalum Ogi Prasto Miyono menyatakan perusahaan menyiapkan dana sebesar US$500 juta atau sekitar Rp7 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar AS) untuk membeli 20 persen saham Vale Indonesia. Proses jual beli saham antar kedua perusahaan ini ditargetkan selesai pertengahan tahun depan.
[Gambas:Video CNN]"Kami anggarkan US$500 juta. Mungkin paling lambat Juni tahun depan," pungkas Ogi.
Informasi saja, saham Vale saat ini digenggam VCL sebesar 58,73 persen, SMM sebesar 20,09 persen dan publik sebesar 20,49 persen. Sementara itu, divestasi 20 persen saham Vale Indonesia merupakan kewajiban dari amandemen Kontrak Karya (KK) pada 2014 antara perusahaan dan pemerintah.
(aud/agt)