Menteri ESDM Bidik 12 Proyek Migas Jalan pada 2020

CNN Indonesia
Senin, 20 Jan 2020 19:25 WIB
Kementerian ESDM menargetkan 12 proyek migas berjalan pada 2020.
Kementerian ESDM menargetkan 12 proyek hulu migas berjalan pada 2020. Ilustrasi. (www.skkmigas.go.id)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian ESDM menargetkan 12 proyek hulu minyak dan gas (migas) akan beroperasi pada 2020. Proyek tersebut diharapkan akan mendongkrak produksi siap jual (lifting) migas yang kian menurun selama beberapa tahun terakhir.

Pada tahun ini, pemerintah menargetkan lifting migas mencapai 1,95 juta barel setara minyak per hari (boepd). Rinciannya terdiri dari minyak sebanyak 755 ribu barel per hari (bph) dan 1,2 juta boepd.

Target tersebut meningkat 8,3 persen dari realisasi tahun lalu sebesar 1,8 juta boepd. Realisasi lifting migas tahun lalu hanya 90,5 persen dari target dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2019 sebesar 2,025 juta bph.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang ini kita sedang mengupayakan supaya ada pengembangan sumber-sumber (migas) baru sehingga kita bisa menemukan migas. Kalau gasnya oke, kalau minyaknya butuh waktu," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif saat menghadiri sebuah acara, dikutip dari keterangan resmi, Senin (20/1).

Arifin mengungkapkan penurunan lifting migas terjadi akibat proses alamiah, baik dari sisi jumlah maupun waktu. Untuk itu, Presiden Jokowi menugaskannya untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Jika dirinci, proyek pertama yang akan dijadwalkan beroperasi pada 2020 adalah Proyek Bukit Tua Pashe-3 yang dikerjakan oleh Petronas Carigali Ketapang III Ltg.

Proyek dengan kapasitas fasilitas produksi 31,5 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) dan estimasi produksi 31,5 MMscfd ini dijadwalkan berproduksi Januari 2020.

"Saat ini operator dalam tahapan pengerjaan engineering, procurement, dan construction (EPC)," tutur Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Agung Pribadi dalam keterangan resmi yang sama.

Kedua, Proyek Grati Pressure Lowering yang dikerjakan oleh Ophir Indonesia (Sampang) Pty. Ltd. dengan kapasitas fasilitas produksi 30 MMscfd dan estimasi produksi 30 MMscfd. Saat ini, proyek yang dijadwalkan berproduksi pada Maret 2020 ini dalam tahapan pengerjaan EPC.

Ketiga, Proyek Buntal-5 yang dikerjakan Medco Energi dan dijadwalkan akan berproduksi pada Maret 2020. Sama dengan Bukit Tua Pashe-3, awalnya proyek ini masuk dalam daftar proyek onstream tahun lalu namun terpaksa tak dapat beroperasi. Sebab, rig untuk pengeboran proyek tidak kunjung datang karena masih digunakan di Vietnam.

"Keempat, Proyek Sembakung Power Plant dikerjakan oleh PT Pertamina EP dengan tahapan saat ini yakni pengerjaan EPC. Proyek ini dijadwalkan beroperasi pada Februari 2020," ujar Agung.

Kelima, Proyek Randu Gunting yang dikerjakan oleh Pertamina Hulu Energi (PHE) Randu Gunting dengan kapasitas fasilitas produksi 5 MMscfd dan estimasi produksi 3 MMscfd.

"Tahapan saat ini yakni pengerjaan Front End Engineering Design (FEED) atau desain detail rekayasa dan dijadwalkan berproduksi Mei 2020," jelasnya.

Keenam, Proyek Kompresor Betung yang dikerjakan oleh PT Pertamina EP dengan kapasitas fasilitas produksi 15 MMscfd dengan estimasi mencapai 15 MMscfd. Saat ini, proyek berada dalam tahap pengerjaan EPC dan dijadwalkan berproduksi pada Juni 2020.

Ketujuh, Proyek Malaca Strait Phase-1 (EPF) yang dikerjakan oleh EMP Malaca Strait dengan kapasitas fasilitas produksi 3.000 bph dan estimasi produksi 3000 bph. Tahapan saat ini yakni proses tender dan dijadwalkan berproduksi pada Juni 2020.

Kedelapan, Proyek Meliwis oleh Ophir Indonesia (Madura Offshore) Pty.Ltd. dengan kapasitas fasilitas produksi 20 MMscfd dan estimasi produksi sekitar 20 MMscfd. Tahapan saat ini yakni EPC dan dijadwalkan berproduksi pada Juni 2020.

Kesembilan, Proyek Cantik oleh PT Sele Raya Belida II dengan kapasitas fasilitas produksi 2,5 MMscfd dan estimasi produksi sekitar 2,5 MMscfd. Tahapan saat ini yakni EPC dan dijadwalkan berproduksi pada Juli 2020.

Kesepuluh, Proyek Kompresor LP-MP SKG-19 oleh Pertamina EP dengan kapasitas fasilitas produksi 150 MMscfd dan estimasi produksi sekitar 150 MMscfd. Saat ini, proyek berada pada tahap EPC dan dijadwalkan berproduksi pada Juli 2020.

Kesebelas, Proyek Peciko 8A oleh Pertamina Hulu Mahakam dengan kapasitas fasilitas produksi 8 MMscfd dan estimasi produksi sekitar 8 MMscfd. Tahapan saat ini yakni EPC dan dijadwalkan berproduksi pada Agustus 2020.

Keduabelas, Proyek Merakes dikelola oleh Eni East Sepinggan Ltd. Proyek ini ditargetkan onstream pada September 2020 dengan kapasitas fasilitas 400 MMscfd dan estimasi produksi 360 MMscfd.

[Gambas:Video CNN]

Selain mendorong proyek hulu migas, pemerintah akan menjalankan sejumlah strategi dengan memberikan insentif kepada badan usaha (BU) migas untuk mempercepat 42 rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) lapangan migas hingga mendorong penggunaan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).

Selain itu, pemerintah juga akan memberikan insentif pada BU untuk melegalkan pengelolaan sumur tua oleh masyarakat meskipun produksinya sedikit.

"Tak kalah penting juga, melalui SKK Migas Pemerintah membuka layanan One Door Service Policy (ODSP) guna merealisasikan target produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) pada 2030," pungkas Agung.

(sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER