Beswan Djarum Matangkan Mental Calon Pemimpin Industri

Djarum Foundation | CNN Indonesia
Sabtu, 07 Mar 2020 19:26 WIB
Djarum Foundation menempa puluhan orang untuk siap bersaing di industri 4.0 melalui Djarum Beasiswa Plus.
Djarum Foundation menempa puluhan orang untuk siap bersaing di industri 4.0 melalui Djarum Beasiswa Plus. (Foto: Djarum Foundation)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ekspresi tegang terlihat di wajah 62 mahasiswa penerima Djarum Beasiswa Plus ketika mereka diharuskan mempresentasikan program dengan berperan menjadi Staf Khusus Presiden.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Leadership Development angkatan 35 yang diadakan Djarum Foundation di Hotel Harris, Surabaya, 1- 4 Maret.

Mereka terbagi menjadi delapan kelompok yang meliputi bidang Lingkungan, Sosial, Budaya, Olah Raga, Hukum, Pariwisata, Pendidikan, dan Ekonomi. Para Beswan Djarum ini diharapkan menerapkan materi yang sebelumnya telah disampaikan oleh penulis dan CEO Java Fresh Margareta Astaman serta pakar public speaking Riko Anggara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masing-masing kelompok memiliki waktu sekitar 6 jam untuk mempersiapkan program, yang dipresentasikan dalam waktu 20 menit secara bergantian. Presentasi tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Selain itu, mereka juga harus menulis esai individu dengan tema yang sama.

Riko dan Margareta yang hadir selaku juri, melontarkan kritik-kritik keras. Tidak hanya soal ide dan konten, namun juga tentang gestur penyampaian dan pemilihan kata-kata.


Namun waktu persiapan yang singkat tak mengurangi kualitas para Beswan Djarum.

Kelompok Ir. Soekarno yang ditugaskan sebagai Staf Khusus bidang Kebudayaan berencana menggunakan aplikasi yang sedang digemari generasi saat ini seperti Tik-tok, YouTube, dan Instagram untuk mempopulerkan budaya lokal, misalnya tari Jaipong atau Saman.

Kelompok ini yang kemudian ditetapkan sebagai pemenang Best Performance Team, Margareta dan Riko sepakat bahwa konten dan cara presentasi kelompok Ir. Soekarno yang paling matang.

Regina Fortunata Salim dari Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, salah satu anggota kelompok menjelaskan dia dan kawan-kawannya harus melewati proses debat terlebih dahulu untuk mencapai kata sepakat.

"Awalnya kami berdiskusi tentang budaya saat ini, lalu dapat ide memperkenalkan tarian, lagu, budaya Indonesia melalui konten digital. Maka dari itu, kami memilih tiga aplikasi yang sedang tren," katanya kepada CNNIndonesia.com, pekan ini.

Regina mengakui anggota kelompoknya saling dukung dengan adu argumen dan memberi saran kala seorang kawan mencoba presentasi. Terlebih, menurutnya, materi yang sebelumnya didapat peserta mudah diterapkan.

"Program Beswan Djarum sangat membantu individu untuk mengembangkan diri dari segi soft skill, karakter, dan kualitas diri. Tentunya, cara-cara yang diajarkan praktis banget," ujar Regina.

Project Presentation di Leadership Development tidak hanya mendapatkan Best Performance Team. Mercy dari Universitas Katolik Atma Jaya terpilih sebagai Best Writer, dan Bazlin Fadilah dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dinobatkan sebagai Best Speaker. Secara terpisah, keduanya mengaku tak menduga bakal keluar sebagai pemenang.

Mercy bahkan menyebut dirinya tak suka menulis. Namun menerima penjelasan yang dipaparkan Margareta sehari sebelumnya, ia memberanikan diri menerapkan teori-teori tersebut.

"Sebelumnya tuh aku kayak suka bingung kalau nulis karena jujur, bahasa Indonesia aku enggak begitu bagus, jadi waktu mau nulis itu yang 'aduh, ini salah enggak ya', 'ini koma nya di mana', jadi lebih mementingkan format daripada konten," ungkapnya.

Beswan Djarum Matangkan Mental Calon Pemimpin Industri (EMBG)Kegiatan beswan Djarum Foundation. (Foto: Djarum Foundation)


Menurut Mercy, catatan yang ia buat saat sesi Margi, nama panggilan Margareta, sangat membantu esai yang ia tulis. Ia jadi lebih yakin untuk menjadi kritis, termasuk mengecek ulang sumber dan informasi yang didapat.

Serupa dengan Mercy, Bazlin pun membenarkan bahwa dirinya menerapkan secara langsung teori yang telah disampaikan Riko Anggara di sesi Public Speaking. Meski berbicara di depan umum sudah sering ia lakukan, Bazlin menyatakan materi yang disampaikan Riko membantunya memperbaiki penampilan.

Bazlin menyatakan sependapat dengan Riko, yang menegaskan pembicara harus menguasai konten yang akan dibicarakan. Ia mengaku rela semalaman mempelajari konten.

"Aku berusaha untuk konten itu bener-bener ada dalam pikiranku, aku enggak boleh lupa, karena seperti yang Kak Riko bilang, bahwa konten itu adalah segala-galanya," tutur Bazlin.

'Dibakar' Motivasi oleh James Gwee

Setelah usai sesi presentasi dan makan malam, peserta Leadership Development tidak lantas berdiam diri. Kehadiran motivator James Gwee berhasil mengobarkan semangat para Beswan Djarum.

James Gwee memaparkan, menjadi pemimpin harus memiliki sejumlah karakter kuat. Terlebih, pemimpin di era industri 4.0. Seorang pemimpin harus berani mengambil keputusan, meski tak selalu mudah.

"A leader must decide. Sometimes he decides wrongly, but always, he must decide," kata Gwee kepada peserta.

Membuat visi, mengomunikasikan visi, memotivasi dan menginspirasi disebut Gwee sebagai tugas pemimpin. Menurutnya, sudah biasa jika pemimpin dianggap 'gila'. Selain itu, pemimpin juga harus bisa berkolaborasi dengan banyak kepribadian yang dimiliki oleh pengikut.

Gwee memaparkan secara garis besar ada empat kepribadian di dunia ini. Di antaranya adalah tipe Dominant yang menyukai tantangan, membenci kekalahan, dan kerap bicara tanpa basa-basi. .

Tipe lainnya adalah Steady, yakni suka bekerja sama, mudah memberi pertolongan, dan lebih memilih bekerja di balik layar. Tipe terakhir disebut sebagai Compliant, pribadi sistematis, taat prosedur, teliti, dan memiliki pola pikir dua arah.

Satu hal lain yang juga semestinya dimiliki seorang pemimpin adalah Grit, kemampuan menjaga daya juang yang terdiri dari ketekunan dan gairah secara konsisten untuk menuntaskan sebuah tujuan jangka panjang. Hal inilah yang diharapkan dapat diperoleh para Beswan Djarum lewat acara Leadership Development.

"Pemimpin diperlukan saat orang-orang sudah mau menyerah, sudah lelah. You have to be stronger than your people," kata Gwee. (asa)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER