Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (
ESDM) Arifin Tasrif menyatakan sedang mengkaji kemungkinan penurunan harga bahan bakar minyak (
BBM). Kajian dilakukan setelah
harga minyak dunia anjlok dalam dua hari terakhir.
"Sedang dipelajari, sedang dihitung. Kami akan lakukan evaluasi dulu," ucap Arifin di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (9/3).
Ia menyatakan kajian dilakukan karena pemerintah tak ingin terburu-buru menurunkan harga BBM. Pemerintah masih merasa perlu melihat tren penurunan harga minyak dunia terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arifin khawatir pelemahan yang terjadi belakangan ini hanya bersifat sementara. "Kami masih akan lihat ini sementara atau bagaimana. Tiba-tiba kami antisipasi tapi ternyata (harga minyak) naik lagi, kan kami belum tahu," kata Arifin.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan penurunan harga minyak dunia belakangan ini akan membuat beban impor PT Pertamina (Persero) berkurang. Pasalnya, penurunan akan membuat dana yang harus digelontorkan perusahaan pelat merah itu untuk membeli minyak turun.
"Kalau selama ini impor minyak cukup besar, berarti penurunan harga minyak ini akan berdampak pada penurunan beban di Pertamina," ucap Sri Mulyani, Senin (9/3).
Oleh karena itu, ia yakin penurunan tersebut akan berdampak pada neraca keuangan Pertamina tahun ini. Namun, ia belum merinci kapan tepatnya penurunan tersebut akan berdampak pada neraca keuangan Pertamina.
Diketahui, harga minyak mentah dunia rontok ke posisi terendah dalam lebih dari 11 tahun terakhir pada perdagangan akhir pekan lalu. Minyak mentah berjangka Brent turun US$4,72 atau 9,4 persen ke posisi US$45,27 per barel.
Sementara, seperti dilansir Antara, Senin (9/3), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) anjlok US$4,62 atau 10,1 persen menjadi US$41,28 per barel. Harga ini merupakan yang terendah sejak Agustus 2016 lalu.
[Gambas:Video CNN] (aud/agt)