Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur
Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengklaim otoritas fiskal dan
moneter Indonesia akan mampu mengatasi dampak perlambatan ekonomi akibat tekanan
virus corona atau Covid-19. Bahkan, ia meyakini laju ekonomi akan kembali meningkat dalam beberapa waktu ke depan, meski tekanan cukup berat di awal tahun.
Perry mengatakan kepercayaan dirinya ini lahir dari koordinasi antar seluruh pemangku kebijakan fiskal dan moneter di Tanah Air yang saat ini cukup bagus. Dia, sambungnya, senantiasa berkoordinasi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso agar ekonomi dalam negeri bisa terjaga.
"Makanya kami selalu meng-
update dan kami tahu apa yang harus dilakukan, BI, OJK, dan fiskal seperti apa, sambil kemudian melihat
what's the doomsday scenario? Probabilitasnya saat ini relatif besar, tapi skenario sampai sekarang masih V
shaped (kurva perbaikan)," ungkap Perry, Rabu (11/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perry menjelaskan probabilitas tekanan ekonomi cukup tinggi karena penyebaran virus corona tidak hanya terjadi di China, namun juga negara-negara lain. Hal ini membuat dampak penurunan ekonomi tidak terjadi di China, termasuk Indonesia.
Kendati begitu, menurut Perry, prospek pemulihan ekonomi juga ada. Hal ini tercermin dari mulai aktivitas perdagangan di sejumlah pelabuhan di Shanghai, China yang belakangan ini mulai pulih.
"Tapi memang
recovery bukan berarti langsung pulih, Februari sudah ada aktivitas meningkat, mungkin sekitar enam bulan ke depan, itu yang kami sebut
baseline scenario dan dampaknya ke ekspor impor," terangnya.
Sementara mantan deputi senior gubernur BI Miranda Swaray Goeltom mengatakan ada keraguan dari kalangan dunia usaha yang disampaikan kepadanya mengenai kondisi ekonomi Indonesia ke depan. Sebab, ketidakpastian akibat tekanan virus corona sejatinya masih cukup tinggi, meski pertambahan jumlah kasus di China yang menjadi sumber asal wabah sudah melandai.
"Ini sangat
uncertainly karena tanpa virus corona saja, cukup banyak sektor-sektor yang mulai PHK. Mayoritas masih ragu akan
soon over, banyak yang merasa akan lebih panjang (dampak corona)," kata Miranda.
[Gambas:Video CNN]Lebih lanjut, ia pun turut mempertanyakan kepada pemerintah apakah amunisi kebijakan dari para otoritas akan ampuh mendongkrak perekonomian. Pertanyaan terutama ia arahkan pada pemanfaatan insentif. Menurutnya, pemerintah harus mengecek betul apakah insentif yang mereka berikan benar-benar dimanfaatkan oleh dunia usaha.
"Apakah Indonesia akan membuat
something meaningful ketika
confidence habis? Pada saatnya,
confidence hilang, dikasih yang tapi tidak belanja. Apakah Indonesia ready untuk pertama kali punya defisit yang lebih dari 3 persen?" tuturnya.
(uli/agt)