Pertama Kali, Petrokimia Gresik Ekspor ke India dan Meksiko

Pupuk Indonesia | CNN Indonesia
Jumat, 27 Mar 2020 20:31 WIB
Dirut Petrokimia Putra Rahmad Pribadi optimis pihaknya akan kembali mencetak rekor penjualan ekspor pada tahun ini.
Petrokimia Gresik akan mengekspor pupuk ke India dan Meksiko. (dok. Pupuk Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Untuk pertama kalinya, Petrokimia Gresik akan mengekspor 203 ribu ton pupuk ke India dan Meksiko selama sebulan ke depan. Dirut Rahmad Pribadi menjelaskan, 125 ribu ton pupuk NPS dan 45 ribu ton pupuk Urea diekspor ke India, sementara 33 ribu ton pupuk Urea akan dikirim ke Meksiko.

"Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Petrokimia Gresik mengekspor pupuk ke Meksiko. Sebelumnya, kami lebih banyak bermain di pasar regional Asia seperti India, Filipina, dan Sri Lanka," ujar Rahmad.

Di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan sangat berdampak baik di perdagangan maupun perekonomian global, penjualan ekspor pupuk Petrokimia Gresik disebut tidak terganggu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Justru menjadi peluang, karena demand dari berbagai negara tetap tinggi, namun supply-nya berkurang karena negara-negara penyuplai pupuk seperti China menghentikan ekspor akibat pandemi Covid-19," kata Rahmad.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin mendorong industri agar tak hanya memproduksi pupuk bersubsidi, tetapi juga berbagai jenis lainnya agar dapat mengembangkan komoditas untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor, sekaligus sebagai upaya penguatan nilai tukar rupiah.

Menanggapi hal itu, Rahmad menyatakan optimisme bahwa pihaknya akan kembali mencetak rekor penjualan ekspor pada tahun ini. Perusahaan menargetkan ekspor pupuk komersil ZK, NPK, NPS, dan Urea sebanyak 435 ribu ton, atau 10 persen lebih besar dari catatan kinerja ekspor tertinggi sepanjang sejarah Petrokimia Gresik tahun 2019, yaitu 392 ribu ton.

"Kami berharap upaya ekspor ini juga dapat membantu pemerintah dalam menekan defisit neraca perdagangan," katanya.

Terkait pengiriman pupuk ekspor yang melibatkan awak kapal asing di tengah wabah virus corona, Rahmad menyebut Petrokimia Gresik telah menyusun dan menjadwalkan protokol pencegahan yang juga diterapkan di seluruh pelabuhan Petrokimia Gresik.
Protokol itu meliputi pengecekan kesehatan awak kapal asing, pengawas bongkar muat, ship agent, dan personel lain yang berinteraksi dengan kapal yang bersandar di pelabuhan. Rahmad pun memastikan wabah corona tidak berpengaruh terhadap proses produksi, maupun distribusi pupuk bersubsidi, dan penjualan pupuk komersial.

Lebih lanjut, ia menjamin ekspor tersebut tak akan mengganggu pasokan pupuk bersubsidi nasional. Dari 7,9 juta ton alokasi pupuk bersubsidi nasional yang ditetapkan Kementerian Pertanian, Petrokimia Gresik bertanggung jawab atas penyaluran sebesar 4,1 juta ton, sementara sisanya disalurkan oleh produsen lain di bawah Pupuk Indonesia.

Saat ini kapasitas produksi pabrik Petrokimia Gresik mencapai 8,9 juta ton per tahun, dengan pembagian 3,9 juta ton produk non-pupuk dan 5 juta ton produk pupuk. Ditambah dengan 1,5 juta ton pupuk organik yang diproduksi Mitra Produksi Petroganik di berbagai daerah, Rahmad meyakini kesempatan memperluas pasar pupuk komersil, baik ekspor maupun domestik, masih terbuka lebar. (rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER