Keringanan Kredit dari Bank BUMN Rp120 T, Didominasi UMKM

CNN Indonesia
Kamis, 30 Apr 2020 16:01 WIB
Penukuran uang baru di Bank Indonesia cabang Thamrin, Jakarta, 10 Mei 2019. Bank Indonesia menyiapkan uang baru pecahan Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000 dan Rp20.000 untuk menghadapi bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1440 H. CNN Indonesia/Hesti Rika
Bank-bank BUMN mencatat merestrukturisasi kredit senilai Rp120 triliun kepada 832 ribu nasabah untuk mengurangi dampak corona. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank-bank BUMN merealisasikan restrukturisasi kredit 832 ribu nasabah senilai Rp120,9 triliun. Restrukturisasi kredit merupakan bagian dari kebijakan keringanan atau relaksasi pemerintah untuk masyarakat menanggulangi dampak penyebaran virus corona.

Berdasarkan data Himpunan Bank-bank Negara (Himbara), dari 832 ribu nasabah yang mendapatkan keringanan kredit, sebagian besarnya mengalir ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebanyak 801 ribu nasabah.

Sedangkan sisanya 30 ribu nasabah merupakan nasabah non-UMKM, seperti segmen konsumen dan wholesale.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara nilai, keringanan kredit yang diberikan kepada pelaku UMKM sebesar Rp87,36 triliun dan non-UMKM sebesar Rp33,49 triliun.

Ketua Himbara sekaligus Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan terdapat tujuh sektor industri yang berpotensi terdampak langsung akibat covid-19. Antara lain, pariwisata, penerbangan dan maritim, otomotif, jasa keuangan, manufaktur, konstruksi dan real estate, pendidikan, minyak dan gas.

"Skema restrukturisasi sesuai POJK 11 Maret 2020, bahwa bank harus punya pedoman yang menentukan kriteria restrukturisasi. Di BRI sendiri, kami menggunakan kriteria internal yang kami buat," ujar Sunarso dalam video conference, Kamis (30/4).

Data yang dikantonginya menyebut BRI mendominasi restrukturisasi kredit. Yakni, diberikan kepada 639,61 nasabah dengan nilai total restrukturisasi Rp57.73 triliun.

Diikuti oleh Bank Mandiri sebesar Rp19,03 triliun kepada 63.202 nasabah, BNI sebesar Rp39,44 triliun kepada 50.505 nasabah, dan BTN sebesar Rp4,5 triliun kepada 24.730 nasabah.

Wakil Direktur Utama BNI Anggoro Eko Cahyo mengaku mendukung restrukturisasi kredit sesuai yang diamanatkan pemerintah. Bahkan, perseroan menggunakan aplikasi digital untuk mempercepat proses.

"Pada prinsipnya, aturan kami, setelah mapping (memetakan), kami tanya kondisi debitur karena belum tentu semuanya perlu relaksasi. Lalu, isi form dan mereka foto untuk ditandatangani sebagai dasar kami untuk memproses itu," imbuh dia.

BNI, sambung dia, berupaya semaksimal mungkin menjaga moral hazard dalam program relaksasi dalam rangka covid-19 ini. Jangan sampai, debitur yang tidak terdampak ikut memanfaatkan stimulus ekonomi.

"Itu yang kami jaga betul. Makanya kami buat kriteria, kami terjemahkan untuk pedoman mapping, seleksi. Kami akan berusaha maksimal supaya efisien," tutur Anggoro.

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Heri Gunardi bilang beberapa skema relaksasi yang disiapkan yaitu penundaan pembayaran pokok utang, penundaan bunga, perpanjangan tenor atau jangka waktu kredit, hingga perubahan angsuran.

"Agar debitur bisa bertahan hidup dan bisa melakukan operasional terbatas, bayar gaji karyawan," terang dia.

[Gambas:Video CNN]

(uli/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER