Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyatakan masyarakat dapat menjalani bulan Ramadan dengan tenang, karena harga barang kebutuhan pokok masyarakat terpantau stabil. Hal itu diungkapkan di sela pengecekan langsung ke Pasar Kramat Jati Jakarta, Rabu (29/4).
"Harga-harga komoditas barang kebutuhan pokok sebagian besar menunjukkan stabilitas yang baik. Ini tentu menggembirakan masyarakat. Stok di pasar-pasar cukup terpenuhi dan aman sehingga masyarakat bisa tenang menjalankan puasa Ramadan," kata Agus.
Dalam kunjungan yang dilakukan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan itu, Agus sempat berdiskusi dengan sejumlah pedagang. Di Pasar Kramat Jati, harga kebutuhan barang pokok terpantau stabil rendah. Harga beras medium Rp9.600/kg, beras premium Rp12.000/kg, gula pasir merk Matahari Merah Rp12.500/kg dan gula pasir (Non-Penugasan) Rp18.000/kg. Harga tepung terigu Rp10.000/kg, tepung terigu curah Rp7.000/kg, minyak goreng curah Rp10.500/lt, minyak goreng kemasan Rp13.000/lt.
Sementara harga daging sapi paha belakang Rp120.000/kg, daging ayam ras Rp35.000/kg, telur ayam ras Rp23.000/kg, cabe merah keriting Rp32.000/kg, cabe rawit merah Rp40.000/kg, cabe merah besar Rp40.000 kg, bawang merah Rp60.000/kg, bawang putih kating Rp40.000/kg, bawang putih Honan Rp35.000/kg, dan bawang bombay Rp30.000-40.000/kg.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara nasional, harga komoditas pangan yang stabil antara lain adalah beras, minyak goreng, tepung terigu, kedelai, daging sapi, dan telur ayam ras. Harga bahan pokok yang turun di atas 5 persen, adalah daging ayam ras, cabe merah keriting, cabe merah besar, cabe rawit merah, dan bawang putih. Sedangkan harga komoditas yang naik di atas 5 persen dalam pekan ini adalah bawang merah.
Menurut Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI), kenaikan harga bawang merah karena penurunan produksi di Brebes sebesar 10 persen. Penyebabnya, kualitas hasil tanam dan stok panen sebelumnya yang mengalami kerusakan. Di sisi lain, harga bibit bawang merah naik hingga 125 persen dari harga Rp20.000/kg. Hal ini berpengaruh terhadap penurunan luas tanam sekitar 30 persen, karena hanya petani bermodal besar yang bisa tanam. Lalu diketahui bahwa kenaikan harga bibit dan serangan hama (OPT) cenderung lebih tinggi pada musim hujan.
Selain itu, terjadi penurunan distribusi ke Jakarta sebesar 16 persen dari 30 truk per hari. Di Pasar Induk Kramat Jati, pasokan bawang merah menurun jadi 79 ton per hari dalam seminggu terakhir, dengan harga Rp42.000/kg, tertinggi di Manokwari seharga Rp70.000/kg, dan terendah di Kupang seharga Rp30.000/kg.
 Menteri Perdagangan Agus Suparmanto saat sidak Pasar Induk Kramat Jati Jakarta, Rabu (29/4). ( Foto: Kemendag) |
Di tingkat petani, harga bawang merah saat ini sekitar Rp27.000 - Rp28.000/kg dalam posisi masih di lahan dan kondisi basah. Nanti akan ada proses pengeringan, pembersihan, serta faktor susut sampai bawang siap dijual eceran. Kementan menyebut ada potensi panen raya di luar wilayah Pantura Jawa seperti Nganjuk, Bima, dan Enrekang pada akhir Mei 2020. Diharapkan panen dapat menurunkan harga ke batas wajar Rp32.000/kg.
Dua komoditas lain yang juga jadi perhatian adalah gula dan bawang putih, yang masing-masing menurun sebesar 1,64 persen dan 6,82 persen. Untuk memenuhi stok gula secara nasional, Kemendag memutuskan impor raw sugar yang diolah menjadi gula kristal putih, impor GKP langsung oleh BUMN, dan pengadaan dari pabrik dalam negeri oleh BUMN. Selain itu, juga meminta Perum Bulog untuk mempercepat realisasi dari pabrik di Dumai, dan meminta produsen menurunkan harga jual maksimal Rp11.200/kg kepada distributor untuk gula kemasan karung isi 50 kg termasuk pajak.
Para distributor diminta menyalurkan gula langsung kepada ritel modern atau pasar rakyat dengan harga sesuai HET, serta tidak menahan stok yang dimiliki, dan berkoordinasi dengan Kemendag bila mendapat pasokan dengan harga di atas yang disepakati. Tim pengawas dan Satgas Pangan pun dilibatkan untuk memantau pelaksanaan tersebut, dan penggunaan Tol Laut dioptimalkan.
Untuk stabilisasi harga bawang putih, dilakukan relaksasi impor lewat Permendag Nomor 27 tahun 2020 yang berlaku mulai 18 Maret sampai 31 Mei 2020. Proses impor bawang putih dan bawang bombay tidak memerlukan Persetujuan Impor dan Laporan Surveyor, dengan jumlah realisasi per 20 April sebesar 48.898 ton, dan sisa 25.916 ton direalisasikan hingga Agustus. Pasokan bawang putih direncanakan untuk ditambah hingga 66,8 ribu ton.
(rea)