Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan
defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (
APBN) hingga akhir April 2020 sebesar Rp74,5 triliun. Defisit tersebut setara 0,44 persen berasal dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Kendati demikian, realisasi defisit tersebut lebih rendah dari posisi April 2019. Pasalnya, saat itu defisit tercatat Rp100,3 triliun atau 0,63 persen dari PDB.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan defisit terjadi realisasi pendapatan negara lebih rendah belanja negara. Pada Maret 2020, pendapatan negara baru mencapai Rp549,5 triliun atau 31,2 persen dari target di APBN 2020 yang sebesar Rp1.760,9 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah penerimaan negara hanya tumbuh 3,2 persen dibandingkan sebelumnya. "Ini defisit April 2020 lebih rendah dari April 2019 yang mencapai Rp100,3 triliun. Kalau tahun ini hanya Rp74 triliun," ucap Suahasil dalam video conference, Rabu (20/5).
Tercatat, penerimaan pajak turun 0,91 persen menjadi Rp434,3 triliun. Sementara, raupan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) melesat 21,7 persen menjadi Rp114,5 triliun.
Sementara itu, belanja negara tercatat sebesar Rp624 triliun atau 23,9 persen dari target APBN 2020 yang sebesar Rp2.613,8 triliun. Realisasi belanja tersebut minus 1,4 persen secara tahunan.
"Pertumbuhannya negatif karena terjadi realokasi anggaran. Jadi yang sifatnya belanja barang berhenti, kalau belanja pegawai masih bisa berjalan. Ini karena ada realokasi anggaran," kata Suahasil.
Bila dirinci, belanja pemerintah pusat tercatat sebesar Rp382,5 triliun atau naik 3,4 persen secara tahunan. Kemudian, transfer ke daerah dan dana desa turun 8 persen menjadi Rp241,4 triliun.
[Gambas:Video CNN]Lebih lanjut, keseimbangan primer sebesar 18,4 triliun pada April 2020. Angkanya bisa dibilang lebih baik ketimbang April 2019 yang minus Rp17,7 triliun.
Sementara, pembiayaan anggaran tercatat sebesar Rp221,8 triliun pada akhir April 2020. Angkanya meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp144,4 triliun.
(aud/sfr)