Jakarta, CNN Indonesia -- PT
Pertamina (Persero) memproyeksikan volume penjualan
BBM turun hingga 25 persen pada 2020 ini. Direktur Utama Pertamina
Nicke Widyawati mengatakan penurunan disebabkan berkurangnya aktivitas masyarakat akibat pandemi Covid-19.
"Jadi kalau masalah pendapatan,
revenue, penjualan memang terjadi penurunan. Kami sudah prediksi bahwa sampai dengan akhir tahun itu akan terjadi secara volume penurunan itu minimal sekitar 25 persen," ungkapnya dalam diskusi virtual, Senin (15/6).
Selain dari penurunan aktivitas masyarakat, Nicke mengatakan Pertamina juga akan mendapatkan pukulan kinerja dari pelemahan harga minyak mentah. Masalah tersebut membuat produksi hulu Pertamina merugi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal pada saat bersamaan, Pertamina juga dihadapkan pada pelemahan nilai tukar rupiah yang membuat ongkos produksi perusahaan migas nasional ini membengkak.
"Dalam skenario yang dilakukan pemerintah, kami tahu, itu ada berat dan sangat berat. Yang berat itu dengan kurs Rp17.500 per dolar AS,
revenue itu akan berkurang sekitar 38 persen. Kalau sangat berat kurs Rp20 ribu per dolar,
revenue akan berkurang sekitar 45 persen," tutur Nicke.
Untungnya di tahun yang berat ini pemerintah membayarkan kompensasi atas kekurangan subsidi BBM tahun 2017 dan 2018 sebesar Rp37,8 triliun. Hal tersebut sangat membantu arus kas Pertamina untuk menghadapi kondisi yang serba sulit saat ini.
"Banyak yang salah menafsirkan bahwa itu adalah PMN, suntikan modal. Bukan. Itu adalah kompensasi yang memang harus diberikan oleh pemerintah untuk 2017-2018 dan dibayarkan kemarin.
Alhamdulillah itu juga menambah
cash flow kami karena luar biasa dampak Covid-19 ini," tuturnya.
Nicke menyampaikan saat ini Pertamina tetap berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat misalnya membiarkan SPBU yang di kelola perusahaan tetap beroperasi meski permintaan BBM drop.
[Gambas:Video CNN]
Di samping itu Pertamina juga memastikan kebutuhan gas untuk industri dapat diperoleh dengan harga yang murah seperti yang telah diamanatkan pemerintah.
"
Alhamdulillah kami juga masih bisa memberikan harga yang baik kepada industri sesuai dengan regulasi yang ada. Sehingga kita harapkan industri bisa mulai menggeliat dan berproduksi kembali, menciptakan lapangan kerja dan roda perekonomian mulai tumbuh, pajak juga mulai meningkat," tandas Nicke.
(hrf/agt)