Kebijakan The Fed Angkat Rupiah ke Rp14.090 per Dolar AS

CNN Indonesia
Selasa, 16 Jun 2020 16:33 WIB
Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 195 poin atau 1,33 persen ke level Rp14.415 per dolar AS pada akhir perdagangan hari ini.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,039 poin atau 0,04 persen ke level 97,869 pada pukul 14.53 WIB.
Rupiah menguat 0,18 persen ke level Rp14.090 per dolar AS terangkat oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh bank sentral AS atau The Fed. Ilustrasi. CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.090 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Selasa (16/6) sore. Posisi ini menguat 25 poin atau 0,18 persen dari posisi sebelumnya yang berada di area Rp14.115 per dolar AS.

Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.155 per dolar AS atau menguat dari sebelumnya Rp14.228 per dolar AS.

Sementara, mata uang lainnya di Asia bergerak bervariasi. Tercatat, won Korea Selatan menguat 0,76 persen, peso Filipina 0,59 persen, ringgit Malaysia 0,12 persen, dan dolar Singapura 0,07 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, dolar Hong Kong terpantau stagnan sore ini. Sementara, baht Thailand terlihat minus 0,21 persen dan rupee India terkoreksi 0,24 persen,

Di sisi lain, mayoritas mata uang di negara maju bergerak di zona hijau. Dolar Australia menguat 0,12 persen, dolar Kanada 0,02 persen, rubel Rusia minus 0,16 persen, franc Swiss 0,12 persen, dan poundsterling Inggris 0,33 persen.

Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan aset berisiko seperti rupiah secara global memang menguat hari ini. Penguatan didorong oleh stimulus yang diberikan oleh The Fed di tengah pandemi virus corona.

Bank sentral AS baru saja meluncurkan program pembelian obligasi korporasi AS di pasar sekunder. "Untuk rupiah juga mendapatkan sentimen positif yang sama dari stimulus dari bank sentral AS," ucap Ariston kepada CNNIndonesia.com.

[Gambas:Video CNN]

Kendati begitu, pasar juga masih mewaspadai potensi gelombang kedua penyebaran virus corona di global. Pasalnya, jumlah kasus positif virus corona di tiap negara rata-rata masih meningkat.

"Pasar khawatir ekonomi akan ditutup kembali karena kasus terus naik," pungkas Ariston. (aud/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER